(Unila): Universitas Lampung (Unila) bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyelenggarakan sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara serta praktik Periksa Payudara Sendiri (Sadari), di Aula Gedung Pertanian pada Jumat, 3 Mei 2024.

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Penyakit ini terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi, sehingga sel ini tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan.

Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini dan berharap mahasiswa yang hadir sejumlah sekitar dua ratus orang dari 39.000 mahasiswa Unila bisa menjadi duta terpilih dalam penyebaran informasi kegiatan kepada masyarakat luas.

“Saya ingin mahasiswa menjadi duta proteksi dini kanker payudara serta praktik Sadari. Semoga bisa disebarluaskan untuk orang banyak demi kebermanfaatan. Serta semoga kegiatan ini bisa menginspirasi Unila untuk membuka program profesi dokter spesialis onkologi nantinya,” pungkas Rektor Unila.

dr. Abdul Rahman, Sp.B (K) Onk., sebagai pemateri menyampaikan perbedaan mendasar tumor dan kanker. Tumor dapat berkapsul, tidak merusak jaringan sekitarnya, tidak menyebar secara regional maupun jauh. Sementara kanker tidak berkapsul, bisa menembus dan merusak jaringan sekitarnya. Kanker tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, serta bisa menjalar baik secara regional maupun jauh.

Indonesia menduduki peringkat pertama kanker payudara terbanyak. Pada perempuan pasien kanker mendekati 66.000 atau 30,8% dengan tingkat kematian lebih dari 22.000 jiwa. dr. Abdul Rahman menambahkan, Periksa Payudara Sendiri (Sadari) merupakan tindakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada payudara.

Pemeriksaan dilakukan setiap satu bulan sekali, bagi perempuan yang masih menstruasi pemeriksaan dilakukan pada hari ke tujuh sampai sepuluh setelah hari pertama menstruasi. Sedangkan bagi perempuan yang sudah menopause, pemeriksaan dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat setiap bulannya. Yang menjadi perhatian adalah kelainan-kelaianan yang terjadi.

Seperti penebalan kulit, perubahan ukuran dan bentuk payudara, pengerutan kulit, keluar cairan dari puting susu, nyeri, pembengkakan lengan atas, teraba benjolan di ketiak atau di leher. Jika ditemukan atau dirasakan perubahan seperti itu, maka akan lebih baik memeriksa diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter Abdul Rahman berharap, sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara ini dapat membuat generasi muda sadar pentingnya menyadari kesehatan payudara, dan ilmu yang didapatkan tidak hanya berhenti pada diri sendiri, tapi juga disebarluaskan lagi kepada lingkungan sekitar.

”Jangan hanya mengetahui ataupun paham, tapi juga melakukan tindakan yang sudah dipahami. Karena ada yang sudah tahu, ada yang sudah paham, tapi tidak dilakukan. Terapkan ilmu yang sudah dipelajari dan amalkan ilmu-ilmu tersebut,” pungkas Dokter Abdul Rahman.

Sosialisasi turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Anna Gustiana Zainal, S.Sos., M.Si., Koordinator Bagian Kemahasiswaan Sopiana, S.Sos., M.Si., Ketua dan Pendiri YKPI Linda Amalia Sari Gumelar, SIP., Kepala Bidang Praktik Sadari YKPI Ir. Nani Firmansyah, serta Wakil Kepala Bidang Praktik Sadari Cynthia Ponto, S.E., dan diikuti mahasiswa Unila.

Sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara diharapkan dapat mengedukasi mahasiswa Unila untuk dapat menyadari sedini mungkin gejala-gejala awal penyakit kanker payudara, sehingga dapat mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lain, serta mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara. [Magang_Niken Nurhadz Febriyani]