(Unila) : Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) memperingati Hari Bumi (Earth Day) 2013. Peringatan diramaikan dengan mengajak mahasiswa memungut sampah bersama di lingkungan kampus.

Dengan mengusung tema “Satukan Tekat, Selamatkan Bumi untuk Masa Kini dan Masa yang Akan Datang”, peringatan Hari Bumi 2013 diawali dengan kirab mengelilingi seluruh fakultas dengan mengambil sampah-sampah yang berserakan di sekitar kampus.

“Ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan juga bumi,” ujar Ketua Pelaksana Ardiansyah Dwi Saputra, Senin (22/4).

Setelah berjalan ke seluruh fakultas dan mengambil sampah yang berserakan, tepat pada pukul 11.50 WIB aksi ditutup dengan teatrikal earth day. Pesan yang ingin disampaikan dalam aksi teatrikal, sebagai mahasiswa harus menjadi contoh bagi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, Himasylva ingin menanamkan nilai pentingnya menjaga alam sekitar, karena kalau tidak maka bencana yang akan datang.

Aksi peringatan Hari Bumi ini diikuti 150 mahasiswa dari Jurusan Kehutanan FP Unila. Aksi merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan di mana sudah banyak kerusakan yang terjadi di sana-sini. Terutama akibat meluasnya dampak pemanasan global, berderet bencana kerap terjadi. Dari pergeseran musim, krisis air bersih, kekeringan, dan banjir seakan datang silih berganti.

“Kita melakukan aksi ini untuk mengingatkan warga Unila dan seluruh warga Lampung agar sadar bahwa bumi kita ini hanya satu. Perlu kita jaga untuk keberlangsungan hidup ke depan. Stop eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, apalagi merusaknya,’’ tegasnya. “Tingkat kepedulian kitalah yang dapat mengukur kabar bumi pada hari ini.”

Pemanasan global, banjir bandang, tanah longsor, pencemaran, kebakaran hutan, dan banyak lagi bencana yang sudah melanda bumi merupakan sederet efek dari ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah maupun kebersihan lingkungan.

Pertambangan yang semakin gencar dilakukan di seluruh belahan bumi, perambahan hutan, perburuan satwa yang dilindungi dan paling sederhana yang mendukung perusakan lingkungan adalah buang sampah sembarangan. “Jika kita salah satu pelaku dari perusak lingkungan, maka kita termasuk orang-orang yang menganggap kabar bumi hari ini baik-baik saja. Kita orang-orang yang menutup mata atas kerusakan yang telah terjadi,” kata dia.

Ditambahkannya, hari bumi memang momen peringatan untuk peduli terhadap lingkungan, namun masyarakat harus sadar bahwa peduli terhadap lingkungan tidak harus menunggu hari bumi. Banyak yang bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Bisa memulainya dari diri sendiri dengan tidak membuang sampah sembarangan.[] Mutiara