Kobservasi Mangrove
Rehabilitasi dan pengembangan potensi Mangrove di Lampung Timur oleh Unila – Saga University – CLIFOR

(Unila) : Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Lampung (Unila)mengajak Universitas Saga dari Jepang untuk melakukan penelitian dan pengembangan vegetasi mangrove di Desa Margasari, Kecamatan Labuhanmaringgai, Lampung Timur.

Ketua Lemlit Unila Dr.Eng. Admi Syarif mengatakan, kerja sama ini dilakukan mengingat semakin pentingnya mangrove sebagai sumber daya alam dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir.

Untuk itu lembaganya bekerja sama dengan Fakultas Pertanian dari Universitas Saga mengambil langkah pengembangan penelitian yang berbasis pada rehabilitasi dan pengembangan potensi-potensi mangrove di Provinsi Lampung.

“Sejak 2007, mereka (wakil Univeristas Saga) tertarik dengan pengelolaan mangrove Asia Tenggara yang ada di Indonesia seperti di Aceh, Riau, Medan, Pekanbaru, Surabaya, Lampung, dan di luar negeri seperti Vietnam dan Thailand. Data itu di-compare dan menurut mereka pengelolaan mangrove kita lebih baik dibanding yang lain,” jelas Admi, Senin (9/9).

Lemit Unila dan Univeristas Saga juga menggandeng beberapa mahasiswa Universitas Sriwijaya di Jepang dan Center for Internasional Foresty Research (CLIFOR) yakni lembaga riset center dari beberapa negara di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini dilakukan untuk terus memperluas pengaruh program pengembangan vegetasi mangrove.

Admi memaparkan, kegiatan riset ini rencananya berjudul Evaluasi Ruang Tumbuh Optimum untuk Hutan Mangrove. Kegiatan akan diikuti beberapa peneliti seperti Yosuke Okimoto (Peneliti Hutan dan Program Lingkungan Universitas Saga), Sigit Deni Sasmito (Peneliti Hutan dan Program Lingkungan CLIFOR Indonesia), Dr. Erna Rochana (Kepala Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Unila), dan Dr. Asining Kustanti (Pakar Mangrove Unila).

Inti penelitian ini, terus Admi, adalah untuk melihat bagaimana mangrove tidak hanya berkembang baik, tapi hasilnya berdampak buat masyarakat seperti terpeliharanya ekosistem, dapat mencegah bencana, dan penangkaran (budidaya) ikan.

Selain itu tim riset akan menelusuri penyebab tumbuh kembang pohon mangrove di lahan konservatif Desa Margasari dengan luas 700 hektar yang ditumbuhi 1000 pohon mangrove terlihat sangat kurus dengan tinggi maksimal hanya 5 meter. “Riset tersebut direncanakan berjalan selama 12 tahun,” imbuhnya.

Dengan riset diharapkan pemerintah Provinsi Lampung dapat lebih memberi perhatian dalam membantu melestarikan hutan mangrove. Sedangkan bagi Unila bisa mendapatkan supremasi sekaligus memromosikan keberadaan hutan mangrove dengan menggandeng lembaga-lembaga penelitian lain untuk kerja sama di luar penelitian.[] Mutiara