(Unila): Aplikasi berbasis komunikasi via audio maupun video secara real time menjadi primadona di tengah pandemi covid-19. Adanya kenaikan pada penggunaan aplikasi jenis ini merupakan imbas dari diberlakukannya social distancing dan work from home (WFH) di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Masyarakat yang melakukan WFH memanfaatkan aplikasi ini sebagai sarana berkomunikasi interaktif dengan sesama rekan kerja maupun kolega. Penggunaan video conference (vicon) dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja serta terasa lebih efisien dalam hal waktu, biaya, dan jarak.
Tren inilah yang juga dimanfaatkan salah satu alumni Universitas Lampung (Unila) M. Tesar Sandikapura, S.T., M.T., dengan menyediakan aplikasi konferensi video yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama melakukan jarak sosial.
Layanan gratis bernama LiteMeet buatan alumni Teknik Elektro tahun 1999 ini merupakan conference call yang mengusung konsep room meeting dengan 1 host dan mampu menampung hingga 100 partisipan untuk setiap roomnya.
CEO dan Founder LiteBIG ini menuturkan, fitur vicon baru yang diluncurkan kurang lebih 10 hari lalu ini lahir sebagai solusi komunikasi dan kolaborasi baik antarpersonal, komunitas, organisasi, maupun bisnis.
Membuat room meeting di LiteMeet sangatlah mudah. Cukup mendaftarkan room yang ingin dibuat website litemeet.id dan mengisi form data. Setelah pendaftaran diproses, pengguna akan mendapatkan notifikasi berupa tautan room yang siap digunakan dan dibagikan.
LiteMeet yang dapat diakses di Android dan iOS ini memiliki tiga jenis model komunikasi yaitu model antarpersonal (One on One Video Call), Multiple Video Conference, dan Video Lecture untuk media pembelajaran daring. Fitur-fitur andalan LiteMeet yang bisa dinikmati antara lain perekam panggilan video, screen sharing, content sharing, dan chat room.
Meskipun terbilang baru, Tesar mengaku request room di LiteMeet per hari rata-rata mencapai 100 room. “Sudah ada hampir 1000 room, satu room rata-rata dipakai untuk 10 hingga 100 orang. Artinya pengguna LiteMeet sekarang sekitar 10.000 orang,” jelasnya.
Layanan video conference pertama karya anak bangsa ini telah dipakai di beberapa kampus, komunitas, serta instansi seperti Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS) dan Badan Siber Sandi Negara.
Yang membuat LiteMeet berbeda dari aplikasi sejenis lainnya adalah akses yang mudah, tanpa harus mengunduh aplikasi. “Pemakaian datanya lebih hemat. Data centernya juga lokal sehingga tidak merugikan negara dalam pembelian bandwidth international,” kata dia.
Pengguna juga tidak perlu khawatir tentang pemakaian kuota internet yang boros hingga jaminan keamanan data yang lebih terjaga. “Yang pasti ini jauh lebih aman karena datanya ada dalam negeri dan menggunakan teknologi yang secured,” ujar peraih Juara 1 Liga Digital Indonesia tahun 2015 dan 2016 ini. [Humas/Angel]