(Unila): Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Karomani, M.Si., menjadi salah satu narasumber pada Webinar Smart City yang diselenggarakan Telkom Indonesia, Rabu (17/6/2020), melalui aplikasi video conference CoudX.

Webinar bertajuk “Accelerate the New Normal Working Environment” tersebut membahas persiapan dan tantangan menuju percepatan digital society di era new normal pada masing-masing sektor, khususnya yang berada di Sumatera. Kegiatan diikuti 309 peserta yang terdiri dari berbagai instansi pemerintahan dan institusi pendidikan.

Selain Rektor Unila, webinar turut dihadiri pembicara lain yaitu Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo sebagai Pakar Smart City Indonesia, Achmad Sugiarto selaku Direktur Portofolio Telkomsel, Machsus Kusuma Apriyono sebagai EVP Telkom Regional I Sumatera, dan Wahyudi selaku Senior Management Smart City Development.

Sebagai salah satu perwakilan pendidikan tinggi di wilayah Sumatera, Unila menggambarkan kesiapan pembelajaran sebuah perguruan tinggi di era tatanan normal baru.

Karomani dalam kesempatan itu memaparkan pendidikan di era new normal sangat penting untuk dibahas lebih detil dan mendasar. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini telah berdampak luar biasa terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan.

Sejak awal kemunculan Covid-19, Unila telah mengikuti kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Selain Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan yang diterbitkan 9 Maret 2020, Unila menerapkan penyelenggaraan pendidikan secara daring sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Dalam menyongsong new normal, Unila juga membuat sejumlah kebijakan yang dituangkan dalam instruksi rektor. Di antaranya prosedur kewaspadaan penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus yang ditindaklanjuti beberapa surat edaran terkait penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan selama pandemi.

Universitas Lampung telah menerapkan metode pembelajaran e-learning sejak tahun 2005, saat ini tengah fokus pada pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dalam mengimplementasikan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

“PJJ sebagai new normal itu salah satu hal yang niscaya di tengah-tengah Covid-19 ini. Dalam penyelenggaraannya, berbagai aktivitas memerlukan ruang dan fasilitas cukup besar bagi perguruan tinggi khususnya Unila. PPJ merupakan solusi menyelesaikan permasalahan keterbatasan ruang dan fasilitas,” ungkap Profesor Bidang Ilmu Komunikasi FISIP Unila itu.

Orang nomor satu di Kampus Hijau ini pun menilai, dengan batas wilayah yang luas, PJJ sangat cocok diterapkan di Indonesia. Hal itu juga selaras dengan prinsip-prinsip PJJ yaitu pendidikan bersifat terbuka, adanya keterpisahan antara pendidik dan peserta didik, sehingga menekankan belajar secara mandiri dengan interaksi pembelajaran berbasis IT.

Pemanfaatan TIK juga tak kalah penting dalam pembelajaran di mana proporsi online PJJ dapat dilakukan secara tatap muka, blended learning maupun fully online.

Artinya, pelaksanaan PJJ sudah sejalan dengan visi kementerian yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 24/2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Perguruan Tinggi sekaligus misi Unila membuka akses pendidikan seluas-luasnya yang terfasilitasi dengan infrastruktur pendukung PJJ.

Selain kesiapan pembelajaran di era tatanan normal baru, pria kelahiran Pandeglang ini berpandangan pembelajaran dengan penguatan karakter kebangsaan dilakukan melalui literasi baru atau kecakapan yang dibataskan pada era digital yaitu, literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan. [Humas/Angel]