Namun, kurangnya pengetahuan dan produktivitas dari masyarakat desa yang cenderung berfokus pada pekerjaan di bidang produksi pertanian juga menjadi faktor rendahnya ide-ide kreatif dalam pemanfaatan limbah pertanian. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bagi mahasiswa Universitas Lampung (Unila) untuk membuat sebuah program kerja berupa sosialisasi dan pelatihan dalam pembuatan briket.
Briket sendiri merupakan salah satu inovasi produk yang cukup unik, ramah lingkungan dan bernilai ekonomis dalam memanfaatkan limbah pertanian. Sekam padi dapat diubah menjadi sumber energi alternatif yang efisien dengan menjadikannya sebagai briket.
Desa Braja Indah, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur menjadi salah satu tempat dalam menerapkan ide kreatif dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) melalui program kerja dan kolaborasi dengan perangkat desa setempat, termasuk pihak petani.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dalam pembuatan briket ini dilaksanakan di Balai Desa Braja Indah, pada Kamis, 11 Juli 2024. Sosialisasi dalam pembuatan briket dari sekam padi ini bertujuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan melalui energi terbarukan.
Adapun beberapa mahasiswa pada tim KKN ini terdiri dari Muhammad Fakhri Rifqi (Koordinator Desa), Aditya Anugrah Sahyani (Wakil), Putri Ilda Damayanti (Sekretaris), Umi Anisa Nurjanah (Bendahara), Myshel (Publikasi), Casrini (Dokumentasi), dan Soraya Tiana Dewi (Humas). Tim KKN Desa Braja Indah berada di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. RA. Diana Widyastuti, S.P., M.Si.
Proses pembuatan briket ini melibatkan pengeringan dan penggilingan sekam padi menjadi serbuk halus, kemudian dicampur dengan bahan perekat alami seperti pati atau tepung kanji. Campuran tersebut kemudian ditekan dengan alat khusus hingga membentuk briket yang padat.
Produk briket dari limbah sekam padi memiliki keunggulan diantaranya seperti pembakaran yang bersih dengan sedikit residu abu, harga yang lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil, serta kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya yang melimpah dan seringkali terbuang sia-sia.
Selain itu, penggunaan briket dari limbah sekam padi dapat mengurangi ketergantungan pada kayu bakar, sehingga membantu pelestarian lingkungan dan mengurangi emisi karbon dioksida akibat asap pembakaran dari sekam padi.
Casrini, selaku anggota publikasi dan dokumentasi dari Tim KKN Unila Desa Braja Indah juga memaparkan beberapa hal terkait tujuan dari pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket. Ia berharap, program ini bisa memberikan dampak yang baik terutama bagi kalangan petani yang bisa memanfaatkan limbah dari sekam padi yang ada di desa.
“Aku bersama teman-teman KKN melihat kalau rata-rata mata pencaharian masyarakat di Desa Braja Indah ini adalah petani. Bahkan, potensi pertanian disini juga cukup melimpah, sehingga produksi limbah sekam padi tentunya banyak. Oleh karena itu, program kerja ini bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang teknik pengolahan limbah dan manfaat ekonomi serta pemanfaatan limbah menjadi produk yang berguna.” ungkap Casrini.
Lewat program kerja yang diadakan tersebut, banyak masyarakat yang mulai tertarik dan antusias dalam mengikuti keseruan pada sesi pelatihan dalam pembuatan briket, terutama dari kalangan petani dan para pemuda desa. Bahkan, masih banyak dari masyarakat desa yang belum mengetahui produk briket tersebut.
Sosialisasi dan pelatihan dalam pembuatan briket dari limbah sekam padi menjadi salah satu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan. Keberadaan program ini bisa menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah pertanian, serta berupaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Tim KKN Desa Braja Indah juga berterimakasih kepada masyarakat atas partisipasinya dalam mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang diadakan. Rasa antusias dan keseruan antara mahasiswa dengan masyarakat diharapkan mampu memberdayakan para petani desa dalam memanfaatkan limbah sekam padi menjadi produk briket yang unik dan bernilai.
“Kami juga rutin mengadakan rapat secara internal dan juga dengan aparat desa untuk membahas perkembangan, hambatan, dan rencana dari program kerja yang sudah dan akan kami susun. Pembagian tugas juga dilakukan secara adil dan menyesuaikan keahlian masing-masing anggota. Kami juga selalu terdorong untuk terbuka dengan masyarakat dalam berkomunikasi, sehingga jika ada masalah atau saran dapat disampaikan dengan baik dan nyaman. Tak lupa juga untuk menjaga kekompakan dan memastikan setiap program kerja berjalan lancar.” ujar Casrini
Dengan demikian, acara sosialisasi dan pelatihan ini dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi dari limbah sekam padi, serta memanfaatkan bahan-bahan pertanian tersebut untuk diolah menjadi produk yang menarik, kreatif, dan berkualitas.
Program sosialisasi dan pelatihan dalam pembuatan briket dari sekam padi ini diharapkan dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi Desa Braja Indah. Sosialisasi yang diberikan bisa menjadi wawasan dan peluang bagi masyarakat, serta pihak-pihak pekerja di bidang pertanian. Karena segala hal yang menguntungkan justru lahir dari kemauan dan kreativitas. [Magang_Vivas Dwi Toti Divaldo]