Kedaton-20140903-02710
Peserta pelatihan aplikasi SIMLITABMAS di Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

(Unila) : Lembaga Penelitian Universitas Lampung (Lemlit Unila) menggelar pelatihan penggunaan program simlitabmas bagi dosen dan reviewer. Kegiatan yang digelar di ruang sidang lantai IV Rektorat Unila, Rabu (3/9)  ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para peneliti dan reviewer khususnya di bidang teknik informatika.

Demikian dipaparkan Ketua Lemlit Unila Dr. Eng. Admi Syarif ketika ditemui usai memberikan sambutan. Ia mengatakan, pelatihan diberikan kepada 60 peserta yang berasal dari kalangan peneliti, reviewer, serta dosen di lingkungan Unila yang berpotensi untuk mendapatkan hibah kompetitif nasional.

Sebagai informasi, kata dia, tahun ini Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Ditjen Dikti mengubah cara pengunduhan proposal dari mulanya paperdisk menjadi sistem baru simlitabmas berbasis online. Selain bisa memasukkan lebih dari satu proposal, sistem ini memudahkan proses pengontrolan ketika dosen peneliti mengunduh proposal mereka ke pusat.

Dosen FMIPA Unila ini menuturkan, kendala selama beberapa tahun belakangan adalah banyak dosen yang memasukkan proposal di hari-hari terakhir batas waktu pengunduhan, dan itu terjadi secara nasional. Menurutnya kultur demikian bisa memberatkan sistem. Kedua, kemampuan dosen Unila dalam bidang IT tidak merata. Karena sistem ini tergolong baru masih banyak hal yang belum dipahami sebelumnya. Mereka masih menggunakan sistem secara otodidak.
“Karena ketidaktahuan itu banyak dosen yang bingung, akhirnya banyak minta informasi ke Lemlit, bahkan saat tengah malam. Karena itu lah kita melihat memang perlu diadakan pelatihan, khususnya untuk transfer knowledge dan membina hubungan baik antara Lemlit, dosen peneliti, dan IT dari DP2M,” tuturnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., yang juga hadir sekaligus membuka pelatihan ini berharap, proses administrasi riset di Unila lebih rapi setelah digulirkannya pelatihan ini. Melalui pelatihan ini para dosen peneliti di Unila bisa mengikuti riset secara nasional. Terlebih saat ini kinerja riset menjadi ukuran dan lembaga penelitian Unila sudah masuk dalam kategori utama.

“Saya harap posisi kita bisa tergambar dalam publikasi. Karena seperti diketahui kebutuhan riset saat ini sangat penting dalam rangka menuju research university atau perguruan tinggi dengan pendaaan riset tinggi. Itu bisa terjadi bilamana pembelajaran dan riset berjalan beriringan. Pembelajaran bisa memberikan sumbangsih bagi riset begitu pula sebaliknya,” urainya.

Kembali Guru Besar Fakultas Pertanian ini menekankan, dengan simlitabmas dan waktu bukan lagi batasan sehingga efeknya objektivitas akan meningkat. Sistem ini harus dijadikan kuda hitam untuk maju karena teknologi yang digunakan sangat luar biasa dan efisien. Artinya tidak ada lagi proposal yang tidak sampai. “Saya mengajak semua peserta untuk menjadi pengguna yang baik sehingga daya saing kita di bidang riset bisa optimal. Saya yakin dosen kita daya kompetitifnya cukup tinggi,” tegasnya.

Turut hadir sebagai pemateri Ahmad Mahmudi dan Asep dari DP2M Ditjen Dikti. Materi meliputi kebijakan penelitian dan desain simlitabmas, penggunaan dan teknis simlitabmas, serta pelatihan dan praktik simlitabmas.[] Inay