(Unila): Universitas Lampung (Unila) gelar sosialisasi pemantapan persiapan assesmen lapangan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dalam rangka mempersiapkan visitasi tim asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 5-8 Maret mendatang.

Kegiatan yang dipimpin langsung Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., ini digelar selama dua hari pada 23-24 Februari di ruang sidang senat lantai II gedung Rektorat. Di hari pertama sosialisasi diperuntukkan bagi para dekan, wakil dekan, ketua lembaga, kepala UPT, kepala biro, dan wakil karyawan.

Selanjutnya pemantapan assesmen diberikan kepada para wakil dosen dan wakil mahasiswa. Puncak sosialisasi diakhiri dengan pengadaan simulasi yang digelar selama tiga hari pada 2-4 Maret 2015.

Rektor dalam pemaparannya menguraikan beberapa capaian indikator rencana strategis Unila 2014 yang terdiri dari tujuh komponen. Sesuai dengan visinya, menjadi perguruan tinggi sepuluh terbaik di Indonesia pada tahun 2025, Unila menargetkan 11 indikator masukan. Antara lain meningkatkan keketatan calon mahasiswa masuk ke PTN, skor rata-rata masuk PTN, perolehan hibah kompetisi nasional, perolehan hibah kompetisi hibah pengabdian kepada masyarakat.

Selanjutnya indikator proses untuk mencapai visi tersebut yakni mengembangkan sarana prasarana, proses pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan indikator ketercapaian lainnya melalui peningkatan publikasi ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), hasil PKM, dan daya saing lulusan.

“Saya lihat beberapa program studi (prodi) sudah mulai terakreditasi A. Sesuai target kita tahun depan paling tidak 40 persen prodi terakreditasi A. Dengan segala upaya kita akan berusaha agar akreditasi institusi bisa A. Oleh karena itu banyak indikator yang harus dicapai, dan itu semua ada di dalam RPJM Unila pada tahun 2025,” ujar Sugeng.

Menanggapi paparan yang disampaikan, dosen FEB Prof. Sahala Panjaitan selaku tim asesor BAN-PT mengatakan, terdapat beberapa indikator lain yang perlu dimasukkan dalam penyampaian materi. Antara lain mengenai tata kelola, upaya/strategi, penilaian, serta jumlah dosen profesor.

“Tentunya dari semua itu adalah konsistensi data antara fakultas dan universitas. Konsistensi data sangat diperlukan. Jangan sampai nilai yang tadinya bagus karena tidak sinkron maka nilai akan jauh berkurang.”

Prof. Satria Bangsawan juga menambahkan, indikator pencapaian sebaiknya dibuat lebih objektif dalam rangka menyamakan persepsi. “Kita dalam paparan ekspose harus memperlihatkan keunggulan-keunggulan Unila, jadi harus dihindari pemaparan yang sifatnya normatif.”[]