Tulis Buletin dan Buku di Negeri Sakura

TIDAK banyak orang Indonesia yang bisa menulis buletin dan buku di Jepang. Sebab, tak hanya ucapannya yang tergolong rumit, tulisannya juga cukup sulit untuk dimengerti. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Yulia Kusumawardani, S.H., L.L.M. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila) ini berhasil menerbitkan buku berjudul Indonesia Shusshi Kanzen Gaido dan buletin di salah satu kantor pengacara ternama di Negeri Sakura tersebut.

TAK sulit menemukan kediaman Yulia Kusumawardani. Wartawan koran ini hanya bertanya sekali dengan seorang pria ketika akan berkunjung ke kediamannya di Jl. Ratu Dibalau, Kecamatan Tanjungsenang, Bandarlampung, sekitar pukul 17.00 WIB kemarin.

Saat tiba di rumahnya, dosen FH Unila itu sedang berada di teras rumah menanti kedatangan Radar Lampung. Sebelumnya, melalui sambungan telepon, Radar memang sudah membuat janji dengannya untuk mengetahui keberhasilannya membuat buku dan buletin di Jepang. ’’Mari silakan masuk,” ajak ibu satu anak itu ramah kepada wartawan koran ini.

Karena sudah mengetahui maksud kedatangan Radar, Yulia langsung bercerita. Dia mengaku tertarik mengambil studi di Jepang karena masih minim sumber daya manusia (SDM) di FH Unila.

’’Sejak mengambil pendidikan S2 tahun 1998, saya sudah di Jepang, karena memang saat itu belum ada dosen FH yang melanjutkan di sana,” ucapnya.

Kemudian setelah menyelesaikan studi S2 itulah ia berinisiatif untuk melanjutkan mengambil gelar doktor di Jepang pada Yokohama International University. ’’Dari sanalah, saya mulai membuat sebuah buku,” kata perempuan berkulit putih ini.

Istri dari Dr. Eng. Admi Syarif ini melanjutkan, saat mendapatkan tawaran menulis buku di Jepang, ketika itu tengah terjadi persoalan pelik di tubuh investor Negeri Sakura yang akan menanamkan saham di Indonesia.

’’Pada waktu itu belum langsung menulis buku, melainkan menjadi penerjemah bahasa Indonesia ke Jepang. Dan bukan sembarang orang ditunjuk sebagai penerjemah,” akunya.

Dari sanalah, ia mulai aktif menulis buletin yang berkaitan dengan hukum-hukum tentang modal asing, ketenagakerjaan, prosedur untuk mendirikan perusahaan, dan lain-lain yang diterbitkan oleh sebuah kantor pengacara di Jepang selama satu tahun, yakni dari 2008-2009.

’’Di sana (Jepang, Red) setiap kantor pengacara menerbitkan sebuah buletin yang terbit sebulan sekali,” kata perempuan yang kemarin mengenakan jilbab kuning itu.

Selanjutnya, dengan dibantu tenaga dosen dan ahli di sana, akhirnya ia berhasil menerbitkan buku berjudul Indonesia Shusshi Kanzen Gaido atau yang berarti ’’Pedoman Berinvestasi di Indonesia”.

Menariknya, imbuh dia, dari tulisan tersebut, di dalamnya banyak menulis tentang kebiasaan atau budaya Jepang yang ada di Indonesia. ’’Walaupun budaya Jepang ada di Indonesia, tetapi berbeda pandangan,” tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, buku yang ditulisnya setebal 248 halaman itu juga banyak menulis tentang analisis dan penyelesaian kasus pengusaha  Jepang di Indonesia. Dia mencontohkan yang terjadi pada kasus salah satu produk bumbu penyedap rasa, lalu provider komunikasi.

’’Jadi dari buku tersebut banyak memberikan masukan dan referensi baik secara hukum maupun tata cara mendirikan perusahaan asing di Indonesia. Karena memang basic saya pada jurusan hukum murni perdagangan internasional,” pungkasnya.


Sumber : Radar Lampung – Selasa, 23 Juli 2013

Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.