MOU_Unila_-_Wantanas
MOU antara Unila – Wantannas tentang Ketahanan Pangan Nasional dilakukan di Kantor Setjen Wantannas, Jakarta, Selasa(2/7/2013)

(Unila) : Bertempat di Ruang NKRI Lantai 5 Gedung A, Kantor Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas), berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Setjen Wantannas dengan Universitas Lampung (Unila), Selasa (2/7). Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S. bersama rombongan civitas akademika Unila disambut oleh Sesjen Wantannas Letjen TNI Waris bersama deputi, pejabat, dan stafnya.

Pada pertemuan tersebut Rektor Unila menjelaskan dengan singkat tentang kondisi pertanian di Lampung saat ini. Umbi-umbian terutama singkong merupakan komoditas pertanian yang saat ini mulai digemari oleh petani Lampung. Lampung merupakan produsen singkong terbesar di Indonesia dengan produksi hingga 9 juta ton per tahun. Singkong menggusur komoditas andalan lainnya, seperti jagung, kakao, dan pisang.

Berbicara masalah ketahanan pangan, lanjut Sugeng, berkaitan dengan masalah keamanan pangan. Misalnya hasil pertanian saat ini belum bebas formalin dan zat-zat kimia lainnya. Hal tersebut, menurutnya, harus menjadi bahan perhatian.

Rektor Unila juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Setjen Wantannas atas kerja sama yang dilakukan. Ia berharap kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

Letjen TNI Waris menyambut baik kerja sama dengan Unila yang diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Sesjen Wantannas dan Rektor Unila.

Selanjutnya Waris menjelaskan secara singkat tentang proses kajian dan telaahan yang dilakukan oleh Setjen Wantannas. Terdapat tiga jalur yang ditempuh, yaitu jalur aspiratif, akademis, dan empiris. Kerja sama ini merupakan jalur akademis yang akan mengkaji masalah terkait dengan diversifikasi pangan.

Waris menerangkan, angka konsumsi beras di Provinsi Lampung turun. Salah satunya disebabkan pelaksanaan diversifikasi pangan nonberas sejak beberapa tahun terakhir, terutama umbi-umbian. Upaya diversifikasi dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras.

Sesjen Wantannas berharap kerja sama ini menghasilkan kajian yang memuat rekomendasi kepada pemerintah yang berakurasi tinggi sehingga dapat direspon oleh pemerintah dan ditindaklanjuti dengan baik

Setelah penandatanganan nota kerja sama oleh Sesjen Wantannas dan Rektor Unila, acara dilanjutkan dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan. Tindak lanjut dari kerjasama ini antara lain akan dilaksanakan penelitian dan kajian oleh Unila tentang ketahanan pangan. Selanjutnya akan ada semiloka tentang ketahanan pangan pada bulan November 2013 di Unila. []