kunjungan wantannas
Kunjungan kerja Kedeputian Jiandra Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)

(Unila) : Universitas Lampung  (Unila) menerima kunjungan kerja Kedeputian Jiandra Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) di Ruang Sidang Lantai 2 Rektorat Unila, Kamis (23/5). Tim yang dipimpin Laksda TNI Ir. Eko Djalmo Asmadi diterima langsung Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto.

Eko Djalmo Asmadi didampingi 11 anggota tim, yakni Marsekal Pertama TNI Supomo, Kol. Laut Ir. Fery Sidjaja, Erbagtyo Rohan, Tjahyo Widianto, Hj. Ratna Amir, Siti Amirah, M. Yustiana, Tantowi Jauhari, Hadian AW, Ngadiman, dan Djamaludin.

Rektor pada kesempatan tersebut memberikan apresiasi positif atas kunjungan Tim Wantannas. Ia sekaligus memberikan gambaran tentang Unila. Saat ini, terang Rektor, Unila memiliki 29 ribu mahasiswa, dengan 25 ribu mahasiswa aktif.

Mahasiswa yang tidak aktif, menurut Sugeng, biasanya dikarenakan diterima di universitas lain. Sehingga, mereka meninggalkan kuliahnya di Unila begitu saja, tanpa ada keterangan mengundurkan diri.  Oleh karena itu, saat ini Rektor dan para dekan sepakat untuk menerima mahasiswa yang menjadikan Unila sebagai pilihan pertama. Hal ini untuk mengantisipasi nonaktifnya mahasiswa tanpa keterangan jelas.

Rektor melanjutkan, ketika Unila berdiri 23 September 1965, diawali dengan keberadaan Fakultas Ekonomi, Hukum, dan FKIP. Namun saat ini berkembang menjadi delapan fakultas dengan adanya Fakultas Kedokteran.

Saat ini, kata Sugeng, Unila memiliki 1300 dosen yang 40 persen di antaranya telah bergelar doktor. Unila juga merupakan kampus hijau yang didesain agar tetap hijau.

Pada kesempatan tersebut Eko Djalmo Asmadi menerangkan, awalnya kunjungan ini akan dipimpin Sekretaris Jenderal Wantannas, Letnan Jenderal TNI Waris. Namun, kunjungan kali ini belum sesuai rencana.

Ia juga menjelaskan gambaran tentang Wantannas, sekaligus menyatakan maksud kedatangan timnya ke Kampus Hijau.

Wantannas akan mengajak kerja sama Unila dalam hal ketahanan pangan. Hal ini didasarkan pada prestasi Unila yang pernah menjuarai riset ketahanan pangan tingkat nasional. Riset ketahanan pangan rencananya akan berlangsung selama empat bulan.[]