(Unila) : Universitas Lampung (Unila) tengah melakukan persiapan terkait penerapan pendidikan karakter berkelanjutan di lingkungan kampus. Rencananya, program diberlakukan pada tahun ini juga. Hal itu sesuai instruksi Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti).
Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Sabtu (17/8) mengatakan, program pendidikan karakter berkelanjutan di perguruan tinggi telah dipelajari sejak tahun lalu. Menanggapi hal tersebut, Unila langsung mengambil langkah cepat dengan membentuk tim terkait.
Koordinasi tim khusus yang terdiri dari jajaran internal kampus dipegang Pembantu Rektor I Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin dan Pembantu Dekan I tiap fakultas sebagai koordinator di pihak fakultas. Diungkapkan Sugeng, pengembangan pendidikan karakter yang akan diberlakukan diterapkan dengan dua sisi, yaitu dari universitas maupun fakultas.
Diungkapkan Sugeng, pihaknya sudah merancang semua hal yang berkenaan dengan program. Mulai dari model, metode, aturan, hingga buku-buku pendidikan karakter yang dikembangkan secara internal.
“Nantinya jadwal perkuliahan ini akan diterapkan kepada seluruh mahasiswa. Setidaknya mereka mendapatkan 10 jam pembelajaran di setiap semester,” ujarnya. “Program pendidikan berkarakter dinilai memiliki muatan penting dalam perkuliahan. Mengingat makna budaya bangsa mulai hilang di sini (Unila), mulai para mahasiswa, dosen, hingga karyawannya.”
Selain membentuk tim produksi buku, Unila tengah menyusun regulasi yang akan diterapkan. Hal itu dilakukan mengingat aturan main di setiap kampus berbeda-beda. Kendati demikian dirinya tidak tahu pasti apakah pendidikan karakter itu juga diterapkan di berbagai kampus lain se-Provinsi Lampung.
Namun, menurutnya, sebagai sentral pendidikan tinggi di Lampung, Unila perlu melibatkan diri sebagai leader dalam memperbaiki karakter di kalangan kaum intelektual muda Lampung. “Kami terapkan budaya khas Lampung secara tekstual dan kontekstual. Itu mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan, serta tujuan kebudayaan baik dan terpelihara rapi yang diwariskan turun-temurun,” papar dia.
Meskipun telah siap menerapkan dan berharap menjadi branding model untuk ditiru kampus-kampus tidak hanya di Lampung tapi juga di Sumbagsel, Unila mengaku masih ada kesulitan dalam memberlakukannya.
“Agar terwujud, harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Kami ingin terapkan juga role model pendididikan karakter ini ke tingkat SMP, SMA, dan SMK. Namun, itu hak Dinas Pendidikan provinsi maupun kota. Kami tak ingin melampaui kewenangan tersebut. Sebab itu, kami fokuskan di internal Unila dulu,” kata dia.[] Mutiara