(Unila): Universitas Lampung (Unila) kembali menggelar rapat koordinasi strategis dalam rangka mematangkan persiapan operasional Rumah Sakit Pendidikan Tingkat Nasional (RSPTN) Unila.
Pertemuan berlangsung di Gedung 6 RSPTN Unila pada Jumat pagi, 28 November 2025, dihadiri Rektor Unila, jajaran pimpinan universitas, perwakilan PMU, tim konsultan, serta para pihak terkait lainnya.
Rapat ini difokuskan pada kesiapan pengadaan peralatan kesehatan, perencanaan rekrutmen SDM, serta penyusunan mekanisme awal operasional RSPTN menuju status sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh undangan dan kerja keras berbagai tim yang selama ini terlibat dalam pembangunan RSPTN.
“Koordinasi ini sangat penting. Kita memasuki tahap krusial, di mana persiapan dan pelaksanaan harus berjalan paralel untuk memastikan RSPTN siap beroperasi sesuai standar rumah sakit pendidikan utama,” ujanya.
Ia juga menyampaikan, pembangunan fisik RSPTN ditargetkan selesai pada Februari 2026, dan diharapkan dapat diresmikan dengan dukungan pemerintah pusat.
Selain itu, Unila menargetkan pembukaan lima program studi spesialis pada tahun mendatang untuk memperkuat kapasitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di rumah sakit baru tersebut.
Rektor menegaskan pentingnya pemilihan direktur rumah sakit yang tepat. Ia menegaskan, pemilihan direktur tidak boleh keliru. Direktur harus memiliki kapasitas manajerial kuat, memahami pembiayaan rumah sakit, serta mampu memastikan seluruh sistem berjalan sesuai regulasi.
“Semoga seluruh proses dari pengadaan hingga penyusunan sistem berjalan lancar. Kita ingin RSPTN Unila hadir sebagai rumah sakit pendidikan berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi kebanggaan Universitas Lampung,” ujar Prof. Lusmeilia.
Ia juga meminta agar SOP rekrutmen, SOP pelayanan, dan struktur manajemen disusun secara lengkap untuk menghindari hambatan operasional pada masa awal.
Dikesempatan yang sama tim konsultan memaparkan, kebutuhan tenaga akan disiapkan secara bertahap.
Rekrutmen tenaga medis dan keperawatan lainnya direncanakan berlangsung April hingga September 2026, dengan prioritas pada 176 SDM pertama yang akan menjalani pelatihan wajib sebelum rumah sakit dibuka untuk pelayanan.
Selain itu pengadaan alat kesehatan akan berlangsung secara intensif dalam beberapa minggu mendatang. Seluruh proses harus mengikuti regulasi dan rekomendasi pihak pengawas agar tidak terjadi deviasi aturan.
RSPTN Unila diproyeksikan membutuhkan anggaran besar pada tiga tahun pertama operasional. Untuk itu, fakultas dan satuan kerja di lingkungan Unila akan turut memberikan dukungan alokasi sumber daya secara bertahap. [Riky Fernando]














