LEMBAGA Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung (LPPM Unila) bekerja sama dengan Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahas rencana pembangunan Reaktor Biomassa.
Rapat pembahasan terkait pembangunan fasilitas tersebut berlangsung di ruang sidang LPPM, Rektorat Unila lantai V, Senin (22/01/2018). Kegiatan ini dihadiri 13 perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten di Indonesia dan sejumlah Perguruan Tinggi.
Hadir membuka acara, Rektor Universitas Lampung, Prof. Hasriadi Mat Akin didampingi Ketua LPPM Warsono, Ph.D.
Dalam sambutannya Hasriadi memaparkan, Unila telah menempatkan project biomass energy menjadi salah satu fokus riset. Hal itu dilakukan guna mendukung peran Unila agar aktif pada berbagai bidang tri darma.
“Pada tahun 2016 dan 2017, Unila sudah meningkatkan peran di bidang riset. Kini Unila sudah termasuk Perguruan Tinggi yang melaksanakan pengelolaan riset mandiri,” tegas Hasriadi.
Direktur Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Sinta Saptarina Soemiarno menjelaskan, memerlukan beberapa proses serta target pengerjaan terkait pelaksanaan proyek ini. Di antaranya penetapan lokasi, penyusunan kajian kelayakan (Feasibilty Study), serta pengerjaan yang berhubungan dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi setempat.
Di sisi lain, Unila juga telah mendapat penilaian langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa pada tahun 2017, Unila memiliki Laboratorium Energi Biomassa terbesar di Indonesia.
Pemanfaatan pembangunan fasilitas Reaktor Biomassa ini ditargetkan dapat memberi manfaat yakni menyediakan cadangan energi bagi masyarakat dengan impact penurunan pencemaran dari limbah.
Setelah Lampung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melanjutkan proyek ini di enam lokasi lain yaitu di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Belitung Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotabaru, serta Kabupaten Mamuju Utara.[Riky/Inay_Humas]