(Unila): Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., menghadiri kegiatan Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang diselenggarakan di Gedung Kuliah Umum Institut Teknologi Sumatera (Itera), pada Minggu, 20 Juli 2025.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Gubernur Lampung, Ketua BKS PTN Barat, Bupati Lampung Timur, para rektor dari perguruan tinggi anggota BKS PTN Barat, serta para mahasiswa peserta KKN Internasional dari berbagai daerah dan negara.
KKN Internasional ini menjadi simbol nyata dari semangat kolaborasi lintas institusi, pengabdian kepada masyarakat, dan internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia.
Program ini dirancang untuk mempertemukan mahasiswa dari berbagai kampus dan latar belakang budaya dalam satu wadah pengabdian sosial yang berbasis pada nilai-nilai gotong royong dan solusi nyata bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Rektor Unila, Prof. Lusmeilia didampingi Rektor Itera, Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha menyambut hangat kedatangan seluruh peserta KKN Internasional, ia juga menegaskan bahwa KKN bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan panggilan sosial yang menuntut kepekaan, empati, dan aksi nyata.
“Dalam konteks internasional, KKN menjadi semakin bermakna karena mereka akan berinteraksi dengan budaya berbeda, perspektif global, dan pendekatan interdisipliner yang lebih luas,” ujar Prof. Lusmeilia.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Lampung menyampaikan gambaran umum mengenai kondisi Provinsi Lampung, mulai dari tantangan pembangunan hingga potensi wilayah, serta pentingnya kehadiran mahasiswa sebagai mitra pemerintah dalam menjawab berbagai persoalan masyarakat secara nyata dan terukur.
Kehadiran para pimpinan perguruan tinggi, pejabat daerah, dan peserta dari berbagai institusi dalam kegiatan ini menjadi bukti kuat bahwa pendidikan tinggi Indonesia semakin terbuka dan siap berkontribusi di panggung internasional.
Melalui KKN Internasional, mahasiswa tidak hanya membawa ilmu pengetahuan ke tengah masyarakat, tetapi juga membangun jembatan budaya, memperluas empati, dan memperkuat semangat kolaboratif lintas batas. [Daffa_Alsa]