(Unila): Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Lampung (Unila) mengukir prestasi membanggakan dengan menciptakan Nori-KUPIBAM, cemilan inovatif berbasis kulit pisang dan bayam yang sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Produk ini menjadi alternatif nori dengan keunggulan kandungan serat tinggi dan pemanfaatan limbah organik, khususnya dari bahan lokal.
Diketuai Imam Yahya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian (FP) Unila Angkatan 2023, tim ini mengusung judul riset “Nori-KUPIBAM: Inovasi Cemilan Sehat Berserat Tinggi sebagai Preventif Gangguan Pencernaan”.
Anggota tim terdiri dari Destryana Sitompul (Peternakan’23), Fitria Agustina (Pend. Geografi’23), Ani Herawati (Pend. Geografi’23), dan Dwi Jayanti (Pend. Fisika’24) yang dibimbing langsung Silaturahmi Widaputri S.T.P., M.T.P., selaku dosen pembimbing.
Latar belakang terciptanya produk inovatif ini yaitu rendahnya konsumsi serat di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2023 menunjukkan, hanya sekitar 5% masyarakat Indonesia yang memenuhi kebutuhan serat harian, sementara rata-rata konsumsi serat masyarakat Indonesia hanya berkisar antara 10-10,5 gram per hari, jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu sebesar 25-30 gram per hari.
Selain itu, Provinsi Lampung yang merupakan daerah penghasil pisang terbesar kedua di Indonesia menimbulkan penumpukan kulit pisang sebagai hasil samping pertanian. Kulit pisang berpotensi sebagai sumber serat pangan alami, dengan kandungan serat kasar sekitar 1,52% per 100 gram.
Dengan mengombinasikan kulit pisang dengan bayam yang kaya akan nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan fungsional yang sehat sekaligus mendukung pengurangan limbah organik.
Target pasar utama produk ini adalah kalangan remaja dan dewasa muda usia 13-28 tahun di wilayah perkotaan Provinsi Lampung, terutama Bandar Lampung dan sekitarnya, yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa.
Dalam riset ini, tentunya banyak tantangan yang harus dihadapi tim. Salah satunya pengolahan kulit pisang yang aman dan layak konsumsi sehingga tidak menghilangkan kandungan serat dan nutrisinya.
Selain itu, proses uji coba pembuatan produk untuk menemukan resep dan pengolahan yang tepat agar rasa yang dihasilkan dapat mendekati nori komersil membutuhkan ketelatenan yang mumpuni.
Imam menuturkan, harapannya produk ini tidak hanya menjadi cemilan inovatif namun dapat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi serat yang cukup serta mengoptimalkan pemanfaatan limbah organik menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis.
“Kami berharap Nori-KUPIBAM tidak hanya menjadi cemilan inovatif, tetapi juga mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi serat dan pemanfaatan limbah pertanian menjadi produk bernilai ekonomis. Ke depan, kami ingin produk ini terus dikembangkan dan membuka peluang wirausaha baru bagi generasi muda,” ujarnya.
Dengan memaksimalkan kandungan serat dari bayam dan kulit pisang, Nori-KUPIBAM menjadi alternatif cemilan sehat bagi masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan rendah serat, tinggi garam, dan zat aditif.
Inovasi ini tak hanya menyehatkan, tetapi juga melatih keterampilan kewirausahaan mahasiswa dalam mengolah produk berbasis limbah lokal. [Magang_Aprial Wahyudi]












