(Unila): Nanang Kurniawan, Valentin Jauhari, dan Renta Sugiarti berhasil menorehkan prestasi gemilang. Tiga mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT Unila) ke luar sebagai Juara II dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yang dihelat di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 17-20 September lalu. Tak hanya itu, tim Unila juga meraih Best System Mapping dan Best Idea Racing Jet.

Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV) atau Unmanned Aircraft System (UAS) adalah wahana terbang nir-awak yang dalam satu dasawarsa terakhir ini berkembang kian pesat di ranah riset unmanned system (sistem nir-awak) di dunia.

Bukan hanya mereka yang berada di ranah departemen pertahanan atau badan-badan riset, termasuk di perguruan tinggi, yang meneliti, mengaji, dan mengembangkan, tapi dunia industri dan bidang sipil pun mulai banyak memanfaatkan teknologi unmanned system ini untuk mendukung kegiatan keseharian mereka.

Ditemui di Hotel Emersia saat penyelenggaraan Konferensi Internasional IC-STAR 2015, Dekan FT Unila Suharno mengatakan, peringkat runer up yang diraih tim robotik Unila sangat menggembirakan. Robot terbang tanpa awak hasil karya tiga mahasiswa Teknik Elektro itu hanya kalah dari tim robotik UGM yang menyabet juara pertama dalam kontes tersebut. Sementara posisi ketiga ditempati Institut Teknologi Telkom.

Dikatakannya KRTI 2015 terbagi menjadi tiga divisi dan diikuti sebanyak 71 tim dan terdiri dari 213 mahasiswa yang berasal dari 29 perguruan tinggi ternama di Indonesia. Suharno juga menjelaskan, Unila kerap meraih prestasi dalam ajang sejenis. Pada 2008 lalu, Unila meraih juara III di Indonesia City Award di Jakarta. Lalu pada KRTI 2013 di Jatinangor, FT Unila berhasil menduduki juara umum.

“Usaha yang dilakukan tim sudah cukup optimal. Meskipun diakuinya perjuangan mahasiswa dalam mengikuti berbagai ajang tersebut sangat berat, terutama dari segi pendanaan. Pasalnya mereka harus merogoh kocek sendiri untuk mendanai proyek robot tersebut,” ujarnya.[*]