Syafarudin
Syafarudin

(Unila) : Menanggapi semakin peliknya masalah pemilihan gubernur Lampung yang masih belum ada kepastian, akademisi Universitas Lampung (Unila) turut memberikan masukannya. Selain masalah kapan penyelenggaraan pemilihan gubernur yang belum jelas, masalah lain dalam proses demokrasi tersebut juga menjadi sorotan, salah satunya adalah masalah politik uang yang berpengaruh terhadap pemilih.

Menurut dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, Syafarudin, politik uang yang dilakukan calon kepala daerah diperkirakan menjadi penyebab utama meningkatnya angka golongan putih (golput) pada pemilihan kepala daerah. “Praktik money politic membuat pemilih merasa dilematis dan sulit dalam menentukan pilihan,” ungkapnya, Kamis (22/8).

Menurutnya, politik uang membuat pemilih bingung karena ada rasa tidak enak akibat menerima berbagai imbalan dari para kandidat. Akibatnya, masyarakat pun cenderung tidak memilih dan jadilah golput.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Safarudin di beberapa daerah yang menggelar pemilukada 2012, sebanyak 65% masyarakat menerima pemberian materi dari calon, 30% pemilih menolak pemberian, dan 5% pemilih tidak menjawab. Ternyata dari 65% pemilih yang menerima pemberian sembako, sebanyak 80% tidak memilih calon yang memberikan sembako. Hanya 20% pemilih yang menerima imbalan dari calon dan merasa terikat untuk memilih calon pemberi sembako. Setelah diteliti lebih jauh, dari 20% pemilih yang terikat itu, ternyata banyak yang tidak memilih saat pemilukada.

Dari penelitian tersebut, Safarudin menyimpulkan politik sembako tidak begitu efektif menarik simpati masyarakat. Banyak warga yang tetap independen dalam memilih meskipun sudah menerima bantuan dari salah satu calon kepala daerah. “Sebanyak 80% pemilih tetap independen dalam memilih dan sekitar 20% pemilih tidak memilih setelah menerima bantuan materi dari calon,” ungkap Syafarudin.

“Salah satu penyebab golput adalah politik uang. Warga yang sudah menerima bantuan dari berbagai kandidat, merasa tidak nyaman, dan memilih untuk tidak datang ke tempat pemungutan suara. Dia menilai masyarakat sudah semakin cerdas dan rasional dalam menentukan pilihan,” tukasnya. [] Andro