(Unila): Universitas Lampung (Unila) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) resmi membuka kegiatan Summer Camp 2025 dengan tema “Exploring the Ethno-Pedagogy and Ethno-Science in the Diversity of Languages, Cultures, and Arts in Lampung, Indonesia”.

Pembukaan kegiatan ini ditandai dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan Sistem Informasi Unila Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., di aula K FKIP, Senin, 21 Juli 2025.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga dan kehormatan atas terselenggaranya program yang menghadirkan peserta dari berbagai negara.

Ia mengungkapkan, Summer Camp ini bukan sekadar program akademik biasa, melainkan sebuah perjalanan penemuan jembatan antara tradisi dan inovasi, antara konsep masa lalu dan cita-cita masa depan.

Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk menyelami keberagaman budaya Lampung yang kaya dengan budaya mulai dari tarian, bahasa daerah, hingga motif rumah adat yang sarat makna dan filosofi.

“Di tengah arus globalisasi yang begitu cepat, kami percaya kemajuan sejati harus dilandasi oleh penghargaan terhadap kearifan lokal dan pengakuan atas keberagaman budaya,” ungkapnya.

Prof. Ayi juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra, fasilitator, dan panitia penyelenggara atas dedikasi dalam menyusun program yang kaya makna ini.

Ia pun mengajak seluruh peserta untuk membuka diri, bertanya, dan benar-benar mengalami pengalaman transformasional selama kegiatan berlangsung.

Senada hal tersebut, Dekan FKIP Unila Dr. Albet Maydiantoro menerangkan, Summer Camp FKIP 2025 ini dirancang untuk menghubungkan pemahaman tradisional dengan wawasan akademik global, mengangkat konsep etnopedagogi dan etnosains sebagai pendekatan pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman.

Para peserta diajak mengikuti berbagai kegiatan eksploratif, diskusi ilmiah, serta kunjungan budaya dan alam di wilayah Lampung. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat pemahaman lintas budaya, mendorong kolaborasi akademik internasional, serta memperkaya perspektif pendidikan melalui nilai-nilai lokal yang mendalam. [Riky Fernando]

Tinggalkan Balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here

60 + = 66