Buku ’’Mengapa Kita Berkonflik’’ Didiskusikan

Upaya menelisik penyebab dan solusi mengakhiri konflik kemarin (17/2) dibedah dalam diskusi buku Mengapa Kita Berkonflik di ruang kuliah Magister Hukum Universitas Lampung. Sebagai kesimpulan akhir, apapun alasannya konflik harus dengan menciptakan gerakan bersama untuk perdamaian.

Sosiolog Unila Hartoyo menerangkan, karakter konflik-konflik sosial di Lampung ke depan diperkirakan bersifat hybrid. ’’Meski berlatar belakang sosio-ekonomi, dalam perkembangannya peluang munculnya konflik sosial berdasarkan impitan dua faktor dasar atau lebih sangat memungkinkan terjadi,’’ ingat Hartoyo.

Ahli Islamologi Yohanes Harun Yuwono menambahkan, dewasa ini penting untuk terus-menerus mempromosikan dialog dan nilai-nilai perdamaian dalam kosmologi masyarakat Lampung yang plural.

’’Semoga dalam masyarakat yang plural ini, setiap elemen masyarakat bisa mengoptimalkan mekanisme sosial kultural, kearifan lokal untuk dapat mengurangi potensi konflik,’’ harapnya.

Mengapa Kita Berkonflik diterbitkan atas kerja sama Indepth Publishing, Yabima, dan Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hak Asasi Manusia (PKKPHAM) FH Unila.

’’Pembuatan buku sebagai upaya membangun pemahaman bersama dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian,’’ ujar Tisnanta, Ketua PKKPHAM FH Unila. Terlebih, imbuhnya, Lampung adalah provinsi yang memiliki potensi konflik yang tinggi.

Buku ini ditulis dari berbagai perspektif oleh agamawan, akademisi, jurnalis, praktisi, dan peneliti S3 dari dalam dan luar negeri. Yang mengharukan, hasil penjualan buku seluruhnya disumbangkan untuk program Trauma Healing di Sinabung, Desa Mardinding, Karo, Sumatera Utara. Untuk itu, tidak ada patokan harga pada buku ini. Bergantung keikhlasan pembeli. Ada yang memberi Rp25 ribu, Rp50 ribu, sampai Rp100 ribu.

Di sisi lain, ini adalah buku kali kesekian dari Indepth Publishing yang menembus Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal, Land, en Volkenkunde) Leiden, Belanda.

Managing Director Indepth Publishing Tri Purna Jaya menjelaskan, pihaknya berusaha mendistribusikan buku terbitan Indepth ke perpustakaan ternama di dunia. Selain KILTV, mereka juga meminta bantuan penulis yang tengah studi di luar negeri agar dapat memasukannya ke perpustakaan setempat. ’’Di antaranya Jepang, Prancis, dan Malaysia,’’ ujar Tri, belum lama ini.

Indepth Publishing bukan sekali ini saja menembus dunia internasional. Pada periode 2012 hingga 2013, buku-buku yang dirilis penerbit asli Lampung ini juga dipajang di Perpustakaan KITLV. Misalnya Terasing di Negeri Sendiri (Oki Hajiansyah Wahab); Nada Tjerita (Manunggal K. Wardaya); dan Kami Bukan Superman (Ridwan Hardiansyah).


Sumber : Radar Lampung – Selasa, 18 Februari 2014

Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.