(Unila) : Sistem Informasi Akademik (Siakad) Universitas Lampung dipastikan beralih ke versi terbaru yakni Siakad v 4.0 pada April mendatang. Dibandingkan dengan sistem sebelumnya, siakad generasi baru ini dinilai lebih mumpuni dalam hal layanan, keamanan, dan pembiayaan.
Kepala UPT Puskom Unila M. Komarudin, S.T., M.T., mengatakan, Unila sebelumnya masih menggunakan siakad versi lama yang memanfaatkan teknologi Oracle. Sistem ini sudah diterapkan sejak tahun 2000 hingga 2013 dengan aplikasi bernama Siakad v 3.0.
Oracle, terusnya, memang bagus. Namun persoalannya teknologi yang digunakan berbayar. Bila diukur dengan uang maka akan menelan biaya yang sangat mahal, bukan lagi ratusan juta melainkan miliaran rupiah. Komar menilai, hal itu kurang pas jika diterapkan di dunia pendidikan.
“Kita melihat siakad yang sebelumnya sudah harus diperbaiki. Teknologinya mesti di-upgrade dan keamanan juga harus ditingkatkan. Kalau untuk implementasi sendiri, sudah dilakukan sejak tahun lalu dan sepertinya momen ini paling tepat untuk menyosialisasikan, mengingat SDM-nya sudah cukup, masa lisensi juga sudah mendekati habis,” ujarnya, Kamis (20/3).
Terpisah, Kurnia Muludi selaku pengembang Siakad v 4.0 menerangkan, banyak permasalahan yang timbul beberapa tahun ini di dalam Siakad v 3.0. Di antaranya adanya bugs dan password user yang bisa dilihat pengguna lain. Sistem yang dikembangkan selama ini nonscalable atau sangat sulit untuk dikembangkan. Terbatas pada resources dan jika akan di-upgrade butuh biaya miliaran.
“Kemudian banyak data yang tidak valid (mahasiswa) 2000-2013. Konsekuensinya banyak kesimpangsiuran data yang tidak jelas sehingga bisa menjadi pangkal masalah dari sistem keuangan kita, yang efeknya merembet ke sistem-sistem lainnya,” ungkap Kurnia.
Saat ini dikembangkan Siakad v 4.0. Tetap menggunakan web-based. Hanya saja terjadi perubahan yakni menggunakan suatu aplikasi python yang biasa digunakan di perusahaan-perusahaan media online besar. Fitur siakad versi 4 ini bisa dengan mudah mengaplikasikan resources yang bisa di-tuning (bisa scalable, tergantung beban). Sebagian besar sistem ini pun open resourcesable. Dari sisi security pun dinilai lebih aman.
Siakad generasi baru ini menyisipkan fitur-fitur tambahan untuk menutupi kelemahan sistem sebelumnya. Dosen Jurusan Ilmu Komputer Unila ini mencontohkan, pada waktu transaksi-transaksi krusial atau saat dosen mengakses suatu nilai maka server akan mengirimkan dosen tersebut semacam token melalui pesan singkat atau SMS.
“Ini model double check yang sudah dilakukan oleh perbankan. Bedanya, mereka menggunakan token fisik dan itu konsekuensi logis dari keamanan. Sistem ini akan terkoneksi dengan sistem yang lain,” paparnya.[] Inay