22791643_347603719033183_3538846875912171563_o
22829675_349553925504829_808041393434120570_o
22861466_349554138838141_1983753863846901852_o
22861636_349554268838128_1739788914128741787_o
22861782_349554358838119_2656503347467744116_o
23004648_349553945504827_3746910506782461389_o

 

(Unila) : Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., yang juga ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Lampung, mendorong singkong menjadi komoditas nasional.

Hal itu Rektor sampaikan saat membuka Forum Koordinasi Dewan Riset Daerah (DRD) se-Sumatera I 2017 di gedung Pascasarjana Universitas Bandar Lampung (UBL), Rabu (25/10/2017).

Hasriadi memaparkan, rakor kali ini untuk mengangkat tanaman singkong sebagai salah satu komoditas strategi nasional. Terlebih Lampung dikenal pusatnya ubi kayu, namun belum dimaksimalkan.

“Kalau kita bisa mengangkat singkong sebagai salah satu komoditas strategi nasional, 2 juta petani di Lampung akan terangkat pula kesejahteraannya,” ujar Hasriadi.

Untuk mewujudkan hal itu, Rektor menyatakan peran penelitian menjadi penting. Sebab, saat ini telah terjadi pergeseran ekonomi dari berbasis sumber daya menjadi pengetahuan.

“Pembangunan ilmu pengetahuan hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka pengembangan iptek harus terpadu dan terarah agar bermanfaat bagi masyarakat.”

Sebab itu, terkait pengembangan komoditas ubi kayu, Unila juga sudah membentuk pusat penelitian dan pengembangan cassava untuk membangun keunggulan komoditas ini di Lampung.

Menurutnya, Provinsi Lampung merupakan penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Sebab itu, apabila ingin memelajari produk dan turunan ubi kayu, Lampung dan Unila adalah tempatnya.

Sejalan dengan pemikiran Rektor, Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi mengatakan ada 10 negara yang makmur di dunia ini. Kesemua negara makmur itu mengandalkan inovasi.

“Norwegia, Swedia, Amerika, India, dan negara maju lainnya menjadi besar karena satu kata yakni inovasi. Maka, Provinsi Lampung dengan ubi kayunya juga membutuhkan inovasi,” ujarnya.[Mamanda_Inay/Humas]