REKTOR Universitas Lampung (Unila) Prof. Hasriadi Mat Akin membuka kegiatan program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Lapangan Sepak Bola kampus setempat, Selasa (22/8).

“Atas nama sivitas akademika Unila mengucapkan selamat datang kepada 6.569 mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018 yang diterima di Unila,” ujarnya.

Rektor mengatakan, peresmian mahasiswa baru kali ini menjadi sangat istimewa. Pertama, katanya, bertepatan dengan peringatan hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72 dan bertepatan dengan momen Dies Natalis Universitas Lampung yang ke-52.

Ini memiliki arti yang istimewa bagi Unila karena Republik Indonesia membutuhkan generasi muda yang akan mengisi kemerdekaan menuju Indonesia jaya. Sementara Unila merupakan salah satu perguruan tinggi negeri termuka di Indonesia yang tugas utamanya memersiapkan kader-kader pembangunan di masa mendatang.

Ia menambahkan, para mahasiswa baru saat ini tercatat sebagai salah satu pemuda yang sangat beruntung karena hanya 30 persen dari pemuda Indonesia yang berkesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

“Saudara merupakan eli-elitnya pemuda Indonesia. Selaku elit pemuda yang akan menimba ilmu di berbagai bidang di Universitas Lampung, saudara memunyai tanggung jawab tersebut,” ungkap Hasriadi.

Di hadapan ribuan mahasiswa baru Rektor juga menjelaskan sejumlah capaian Universitas Lampung yang secara konsisten sudah menempatkan diri di jajaran perguruan tinggi elit di Indonesia.

Prestasi Unila yang telah dicapai tingkat nasional di antaranya Unila masuk 52 perguruan tinggi di Indonesia yang telah berhasil mendapatkan akreditasi A dan dinilai oleh top greenmetric menjadi kampus terhijau ke- 17 di Indonesia.

Kemudian Unila menduduki peringkat ke-18 versi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yang diumumkan melalui siaran pers Kemenristekdikti.
Rektor juga berpesan, sebagai mahasiswa dapat menghasilkan karya baktinya yang akan ditunggu oleh negara.

“Jadi lah mahasiswa berintegritas dan berkarakter. Pintar secara akademik saja belum cukup untuk menjadi pemimpin bangsa. Mencari orang pintar banyak, tetapi mencari orang yang berintegritas dan berkarakter sudah mulai sulit,” kata rektor.[Dwi_Inay/Humas]