(Unila) : Program inisiasi Universitas Lampung (Unila) dalam memberi materi sisipan perubahan iklim pada siswa jenjang pendidikan dasar, mulai membuahkan hasil positif. Saat ini, siswa SD dan SMP di empat sekolah uji coba, makin memahami materi pemanasan global dan perubahan iklim.
Demikian hasil evaluasi tim ketahanan Kota Bandarlampung terhadap pengetahuan dan kapasitas siswa sekolah uji coba, dalam memahami kurikulum perubahan iklim baru baru ini. Anggota tim ketahanan kota, Maulana Mukhlis mengungkapkan, evaluasi dilakukan dengan sistem penyebaran pertanyaan atau kuesioner.
Akademisi FISIP Unila ini menyampaikan, kini terdapat 1.799 siswa di Bandarlampung yang telah menerima materi perubahan iklim selama tiga semester lebih. Perinciannya, kelas IV SD sebanyak 347 siswa, kelas V SD sebanyak 404 siswa, kelas VII SMP sebanyak 480 siswa, dan kelas VIII SMP sebanyak 568 siswa.
“Sebagai uji coba, pengajaran materi perubahan iklim dilaksanakan di dua SD dan SMP di Bandarlampung, yaitu SDN 1 Karangmaritim, SDN 1 Langkapura, SMPN 7 Bandarlampung, serta SMPN 27 Bandarlampung. Untuk mengetahui hasilnya, di sekolah tersebut kami telah melakukan evaluasi dengan sistem penyebaran pertanyaan atau kuesioner,” ujar Maulana, Jumat (14/3).
Ia menjelaskan, penilaian dilakukan dengan menguji pemahaman siswa terhadap berbagai tema pemanasan global dan perubahan iklim, di antaranya konsep perubahan iklim, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan alat indra, perubahan iklim, pemanasan global dan gas rumah kaca, serta dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Hasilnya, sebanyak 62 persen siswa kelas IV telah dapat dengan baik menjelaskan tentang konsep perubahan iklim dan pemanasan global. Sebanyak 57 persen siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya perubahan iklim. Pada indikator siswa dapat memberikan contoh dampak perubahan iklim terhadap kesehatan alat indra manusia, sebanyak 63 persen siswa berada dalam kategori mampu.
“Bahkan, untuk materi yang lumayan sulit seperti bahan kimia yang mempengaruhi perubahan iklim dengan indikator siswa mengetahui bahan kimia yang menyebabkan perubahan iklim dan siswa mengetahui wacana gas rumah kaca (GRK), sebanyak 49 persen sampai 54 persen siswa telah mencapai indikator ini dengan baik,” kata dia.
Berdasarkan evaluasi ini, seluruh indikator telah tercapai tingkat pemahaman dan pengetahuan siswanya, hampir di atas 50 persen seluruhnya atau pada kisaran 45 persen sampai 54 persen. Meskipun demikian, pada beberapa indikator masih terlihat adanya pemahaman dan kapasitas siswa yang rendah. “Misalnya dalam indikator materi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, materi tentang efek rumah kaca, serta pada materi perubahan kenampakan bumi dan perubahan iklim,” urai Maulana.[] Inay