(Unila): Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Integrasi Koding dan Artificial Intelligence (AI) Deep Learning dalam Pembelajaran”.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, mulai Jumat, 12 Desember 2025 hingga Sabtu, 13 Desember 2025, bertempat di Radisson Hotel Lampung.
Pelatihan diikuti 95 peserta yang terdiri dari dosen PPG, instruktur, guru pamong, dan tenaga kependidikan di lingkungan FKIP Unila.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi dosen dan guru pamong dalam mengintegrasikan koding serta konsep deep learning ke dalam desain pembelajaran. Ini adalah langkah strategis untuk mencetak calon guru profesional yang adaptif terhadap tuntutan abad ke-21,” ujar perwakilan panitia dalam keterangannya.
Kegiatan dibuka Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama FKIP Unila yang menegaskan kehadiran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) tidak boleh dipahami semata sebagai pengenalan teknologi, melainkan sebagai alat pembentuk cara berpikir.
KKA merupakan ikhtiar sistemik untuk melatih peserta didik berpikir sistematis dan sistemik dan OBE sebagai Fondasi Akademik Pembelajaran Berdampak Dalam konteks pendidikan tinggi, Wakil Dekan menjelaskan bahwa implementasi KKA sejalan dengan prinsip Outcome-Based Education (OBE) yang menjadi komitmen universitas.
“OBE menuntut kejelasan capaian pembelajaran dan dampak nyata bagi masyarakat. Tugas dosen tidak berhenti pada penyusunan bahan ajar, tetapi memfasilitasi proses belajar yang relevan, kontekstual, dan berdampak,” ujarnya.
Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) menyampaikan, KKA memiliki posisi strategis dalam penguatan kompetensi guru masa depan.
“Guru abad ke-21 tidak cukup hanya menguasai konten, tetapi harus mampu membimbing peserta didik berpikir komputasional, kritis, dan reflektif. KKA memberi ruang itu,” jelasnya.
Sebagai pemateri utama Prof. Din Wahyudin, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia) mengatakan, Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai mata pelajaran pilihan adalah ikhtiar pemerintah agar generasi muda melek literasi digital untuk kehidupan masa kini dan kehidupan masa depan.
Koding dan KKA sebagai penguatan dan melatih siswa untuk terbiasa dg cara berpikir sistimatis dan sistemik melalui cara belajar yang lebih bermakna dan memanfaatkan berbagai sumber belajar termasuk memanfaatkan Artificial intelligence (AI).
Kurikulum kurikulum OBE, komitmen universitas untuk menjamin lulusannya meraih kompetensi yang sesuai target dan sekaligus bisa memberi dampak bagi masyarakat.
Poinnya dosen tak sebatas menyiapkan bahan ajar, tetapi memfasilitasi dan membimbing mahasiswa dengan ragam strategi dan metode yg sesuai sehingga mereka meraih impactful learning experiences.
Hal senada diungkap para pemateri workshop Dr. Budi Kadaryanto, M.A. (Universitas Lampung) pada workshop OBE menegaskan, OBE merupakan komitmen institusional universitas untuk menjamin lulusan memiliki kompetensi yang terukur, relevan, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Peran dosen bergeser dari sekadar penyampai materi menjadi fasilitator pembelajaran yang membimbing mahasiswa agar memperoleh impactful learning,” ujarnya.
Dr. Rangga Firdaus, S.Kom., M.Kom. (Unila) mengatakan workshop AI dan Coding menekankan, integrasi KKA dalam pendidikan mendorong peserta didik berpikir logis, kritis, dan adaptif. AI dipandang sebagai alat bantu strategis untuk eksplorasi pengetahuan, bukan pengganti nalar manusia.
Sementara itu, menurut Ir. Amarulloh, M.Kom., M.Pd. (Unila) menyoroti pentingnya etika dan literasi digital dalam pemanfaatan AI dan coding. Menurutnya, penguasaan teknologi harus diiringi kesadaran tanggung jawab sosial agar inovasi yang lahir benar-benar memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menghasilkan produk pembelajaran nyata berupa modul integratif berbasis AI dan OBE, Hal ini diharapkan dapat mendorong inovasi pedagogi dan menciptakan praktik pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi peserta didik. [Rilis]















