Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan tentang Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerjasama atau tidak dengan media tersebut.

BANDARLAMPUNG – Tak sia-sia kerja keras pihak Universitas Lampung terkait kelanjutan pembangunan rumah sakit universitas (RSU) yang dulu dikenal RS pendidikan. Lobi-lobi ke PT Pertamina di Jakarta pekan lalu membuahkan hasil. BUMN itu bersedia menandai pembangunan RSU.

Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. menerangkan, dalam waktu dekat pihak Pertamina berkunjung ke Lampung. ’’Selain meninjau lokasi, mereka akan membicarakan model pengelolaannya nanti seperti apa,” ungkap Sugeng usai mewisuda 1.201 mahasiswa Unila kemarin.

Selain sama-sama lembaga milik pemerintah, alasan memilih Pertamina karena perusahaan pelat merah itu telah berpengalaman mengelola rumah sakit. ’’RS Pertamina banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga bekerja sama dengan mereka, tentu akan lebih mudah mensinkronkan segala sesuatunya,” tambah Sugeng.

Contoh model pembangunan rumah sakit kerja sama dengan Pertamina sudah ada di Lampung. Yaitu Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBAH), yang diinisiasi Universitas Malahayati Bandarlampung.

Lebih lanjut Sugeng menerangkan, Unila terpaksa melobi Pertamina karena anggaran yang diajukan ke pusat untuk kelanjutan pembangunan RSU sejak tahun 2012 tak disetujui. ’’Padahal, kami ini kan lembaga di bawah naungan langsung Kemendikbud. Sehingga kalau pengajuan tidak disetujui, kami tak bisa bergerak,” tuturnya.

Rektor mengungkapkan, untuk pembangunan tahap awal pada 2011 anggaran pembangunan yang dikucurkan Kemendikbud sebesar Rp55 miliar. ’’Namun yang terserap hanya Rp43 miliar. Sisanya, Rp12 miliar, masih ada di rekening Kemendikbud dan tidak digunakan,” terang Sugeng.

Sedangkan pada tahun lalu, Unila mengajukan anggaran Rp150 miliar, tetapi tidak disetujui. ’’Sementara pada tahun ini, awalnya kita mengajukan Rp300 miliar, tetapi kemudian dipangkas menjadi Rp200 miliar. Namun sampai saat ini belum dikucurkan dan sepertinya juga tak disetujui,” keluh Sugeng.

Meski sudah ada kepastian dari Pertamina, rektor berharap semua pihak mendukung upaya penyelesaian pembangunan RSU. Sebab, keberadaannya sangat penting. Selain sebagai tempat pendidikan dan penelitian mahasiswa kedokteran, juga bisa digunakan untuk membantu pengobatan masyarakat dengan biaya lebih murah.

’’Karena itu, saya juga minta dukungan dari teman-teman wartawan lah. Sampaikan keberadaan RSU ini sangat penting. Supaya Kemendikbud bisa memasukkannya dalam kegiatan prioritas. Kemudian kepala-kepala daerah dan perusahaan-perusahaan bisa bahu-membahu menyelesaikannya,” harap Sugeng. (rud/p3/c1/ade)


Sumber : Radar Lampung, 21 Maret 2013