(Unila): Universitas Lampung (Unila) mendorong dosen selaku peneliti mempublikasikan karyanya di SINTA (Science and Technology Index). SINTA merupakan tolak ukur penilaian kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi suatu institusi lewat kinerja peneliti, jurnal, institusi IPTEK, dan penulis jurnal.
Untuk memperkuat posisi klasterisasi ini, Unila menggelar Pelatihan Penguatan Klasterisasi Unila Melalui Pembenahan Data Publikasi Dosen Unila di SINTA. Kegiatan terselenggara via Zoom Meetings selama 4 hari sejak Senin (8/6/2020).
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Prof. Suharso saat membuka acara mengungkapkan, tolak ukur pengelolaan perguruan tinggi harus diperbarui dengan capaian kinerja variabel input, output, dan outcome yang telah dilakukan suatu perguruan tinggi.
Ia mengungkapkan, proses penilaian ini sesuai aturan yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terkait pemeringkatan dengan berbagai metode, terutama publikasi penelitian.
“Saya selaku warek 4 dan ketua pengolaan webometric harus menjamin data ini masuk satu pintu,” ujarnya di sela-sela acara.
Selanjutnya Suharso menjelaskan, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan proses penilaian prestasi yang diraih perguruan tinggi, menilai secara rinci pelaksanaan darma perguruan tinggi secara terstruktur yang dikumpulkan dan diolah unit-unit terkait.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Buhani sebagai salah satu narasumber menuturkan, cara agar penelitian para peneliti dapat disitasi yakni dengan menghasilkan luaran yang dibutuhkan bagi masyarakat. Khususnya masyarakat ilmiah dan masyarakat umum.
Seringkali, lanjut Buhani, justifikasi yang dibuat ketika membuat proposal penelitian adalah hasil pemikiran di belakang meja bukan hasil pengamatan langsung. Meskipun secara ilmiah justifikasi itu bisa diterima namun, hasil riset nantinya akan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu sebelum meneliti ia menganjurkan para periset menelaah terlebih dahulu kemungkinan manfaat dari ide atau gagasan ilmiah yang akan ditelaah. Setelah yakin bahwa ide atau gagasan itu dibutuhkan masyarakat baru lanjut ke tahap pembuatan proposal.
Di kesempatan yang sama, Junaidi selaku narasumber lainnya mengungkapkan, hingga hari ini terdapat sekitar 1.500 lebih yang sudah terdata di Pangkalan Data (PD) Dikti registrasi SINTA. Namun, hanya 1.310 yang sudah valid berasal dari Universitas Lampung. Artinya setelah tim mengamati, terdapat 200-an dosen berstatus CPNS belum registrasi di Sinta.
Hal pertama yang harus mereka lakukan yaitu mendaftar di PD Dikti, kemudian mereka juga harus memiliki akun Google Scholar untuk publikasi di scopus sehingga mendapatkan ID line.
“Walaupun baru satu publikasi, syaratnya di scopus sudah ada. Tapi ketika nama kita di scopus belum mau muncul, atau lupa login dan passwordnya, kami akan membantu membereskan apa yang masih bisa kami bantu,” pungkasnya. [Humas/Riky]