(Unila): Forum Pendidikan Kewarganegaraan (Fordika), salah satu forum mahasiwa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (PPKn FKIP Unila) didapuk sebagai penyelenggara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) I Sumatera 2015.

Ketua pelaksana Rakerwil I Sumatera Jeck Prodes Wijaya mengatakan, Rakerwil merupakan kelanjutan dari kongres Himpunan Mahasiswa Nasional (Himnas) PPKn yang dihelat di Medan beberapa waktu lalu.  Dan Fordika berkesempatan menjadi penyelenggara Rakerwil I Sumatera ini di Universitas Lampung. Salah satu rangkaian kegiatan Rakerwil I ini adalah seminar nasional bertajuk Membangun Generasi Pancasila yang Edukatif dan Inovatif melalui Kerja Sama Lintas Mahasiswa dengan Konsep Multikultur.

“Semnas ini sebagai acara pembuka. Tema yang kita usung kali ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Indonesia saat ini khususnya wilayah Sumatera, di mana terjadi perbedaan yang cukup banyak menimbukan konflik. Oleh karena itu kita kumpulkan kawan-kawan dari Medan, Riau, dan wilayah Sumatera lainnya. Harapannya kita bisa menjalin silaturahmi dan kerja sama yang baik meski dalam keberagaman,” papar mahasiswa angkatan 2012 ini, Selasa (11/3) lalu.

Selain dihadiri oleh guru sekolah bidang pendidikan kewarganegaraan se-Provinsi Lampung, hadir juga perwakilan mahasiswa dari Universitas Negeri Medan (Unimed), STKIP PGRI Sumatra Barat, Univeritas Riau (UNRI), dan Universitas Negeri Padang (UNP).

Hadir sebagai pemateri Seminar Nasional Kabid Dikmen Disdik Provinsi Lampung Teguh Irianto, Ketua Dewan Kesenian Kota Metro Riffian A Chepy, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unila Muhammad Fuad. Rakerwil sendiri diselenggarakan pada Rabu (12/3) dan dilanjutkan dengan pengenalan wisata Lampung kepada para mahasiswa yang berasal dari luar Lampung.

Dalam paparannya, Fuad menyampaikan bahwa kini nilai-nilai pancasila kurang mendapat perhatian. Mengingat keberagaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia justru kadang memicu terjadinya konflik. “Diharapkan disisipkannya materi-materi mengenai pemahaman pancasila, masyarakat mampu membangun kembali rasa rukun dan hidup berdampingan antara etnis satu dengan yang lainnya,” jelasnya.[]