FEB Universitas Lampung
FEB Universitas Lampung

(Unila) : Dalam penerapan ISO, terdapat manajemen representatif. Kemudian juga ada tim audit internal dan audit eksternal. Audit internal dibentuk dari fakultas sendiri, mirip dengan tugas lembaga penjaminan mutu, sedang audit eksternal dilakukan pihak SGS dari tim ISO.

Tim audit ini bertugas memotret apakah pelaksanaan ISO ini berjalan baik atau tidak. Jika ada masalah dari audit internal, akan dibawa pada rapat tinjauan manajemen. Rapat ini dilakukan setiap enam bulan sekali untuk memperbaiki sistem yang masih belum berjalan.

Demikian penjelasan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof. Dr. Satria Bangsawan, beberapa waktu lalu, di ruang kerjanya.

Ia menjelaskan, fungsi audit sebenarnya bukan hanya semata mencari kesalahan, namun semangatnya adalah perbaikan lembaga. Mindset saling menyalahkan saat audit internal itu yang harus dihilangkan.

Audit juga dilakukan saat proses dan hasilnya, agar berjalannya sistem ini bisa terkontrol secara keseluruhan. Seiring dengan audit internal, juga harus dilakukan survei kepuasan stakeholder (dalam hal ini mahasiswa dan pihak luar Unila).

Ia juga menegaskan agar pihak kampus kembali meluruskan paradigma bahwa ‘pelanggan’ utama sebuah institusi pendidikan ini adalah mahasiswa.

“Terkadang kita yang salah, justru pelayanan pada pihak luar lebih baik. Padahal, kita harus lebih memanusiakan mahasiswa, karena mereka stakeholder utama. Kalau tidak ada mahasiswa, apa yang mau diolah oleh sebuah institusi pendidikan seperti Unila ini. Dahulu ada pemikiran bahwa apapun yang ditetapkan institusi, mahasiswa pasti menurut, pemikiran itulah yang harus dirubah. Justru inti pelayanan prima itu adalah bagaimana memuaskan mahasiswa agar semangat belajar. Pelayanan yang baik juga harus dilakukan di internal antarbagian didalam instutusi. Bagaimana mungkin kita bisa memberikan pelayanan prima pada pihak luar, jika kita tidak bisa memberikan pelayanan prima kepada internal kita sendiri,” tegasnya.

Menurutnya sistem reward dan punishment harus dilakukan, agar semua mendapat penghargaan atas upaya dan kerja kerasnya menerapkan pelayanan prima.

“Di FEB juga selalu dilakukan sistem itu, bahkan penghargaan dari hal-hal terkecil yang konkret kami lakukan. Kita harus berikan reward pada petugas yang bekerja baik, bahkan secara individu kita berikan langsung, baik materi maupun penghargaan apresiasi berupa pujian. Misalnya, setiap hari Senin kita adakan weekly meeting. Nah, saat itulah langsung diadakan evaluasi langsung, jika baik langsung diberikan reward dan jikapun pekerjaannya kurang langsung kita tegur dan cepat diberikan pengarahan agar lebih baik lagi,” pungkasnya. [] Andro