Berat Ternak Naik, Produksi Susu Bertambah
Universitas Lampung terus berbenah. Untuk mewujudkan visi menjadi top ten university di Indonesia pada 2025 mendatang, banyak hal yang dilakukan. Di antaranya mematenkan hasil penelitian dosen. Saat ini, sudah ada dua hasil penelitian dipatenkan. Salah satunya, penelitian yang berjudul Proses Pembuatan Mineral Mikro Organik untuk Pakan Ternak. Penelitian soal suplemen ternak oleh Prof. Dr. Muhtarudin, M.Si. dan sejumlah koleganya itu dinilai mumpuni oleh Kementerian Hukum dan HAM.
TIDAK sulit membuat janji dengan Prof. Dr. Muhtarudin, M.Si. Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Unila ini memang dikenal ramah dan supel. Didampingi Ketua Lembaga Penelitian Unila Dr. Eng. Admi Syarif, Radar Lampung berkesempatan menemuinya.
’’Maaf Pak, baru saja selesai rapat,” ucapnya membuka pembicaraan saat ditemui di lantai V gedung Rektorat Unila kemarin. Muhtarudin lantas menuturkan perjuangannya dalam meneliti suplemen untuk pakan ternak. ’’Kalau ide mah karena sudah keahlian dari bidangnya masing-masing. Seperti saya dari nutrisi dan ruminansia,” beber alumnus S3 Institut Pertanian Bogor itu.
Muhtar –sapaan akrabnya– mengatakan, penelitiannya yang berhasil menyabet hak paten dari Kemenkumham tak dikerjakan seorang diri. Ia dibantu Ir. Liman, M.Si., Ir. Yusuf Widodo, M.P., dan Ir. Ali Husni, M.P.
Menurutnya, tujuan dari penelitian tersebut secara sederhananya untuk pengembangan dunia peternakan di Lampung. Muhtar percaya suplemen yang baik dari mineral mikroorganik akan membuat sapi, kambing, kerbau, atau kuda lebih berbobot.
Ia memformulasikan mineral mikroorganik dengan campuran seng (Zn), tembaga (Cu), selenium (S), cromium (Cr), dan asam amino. Hasil akhirnya, suplemen cair itu lalu dicampur dengan pakan ternak untuk mendapat hasil maksimal.
Suami dari Rosilawati ini mengklaim telah melakukan uji coba penelitian terhadap sapi dan kambing. ’’Kita ujikan hingga lima kali dengan pakan ternak dicampur hasil cairan penelitian tersebut. Hal ini akan membuat pertumbuhannya meningkat dari bobot, daging, susu, keturunan, dan reproduksinya jadi lebih subur,” urai dia.
Menariknya, dengan mengonsumsi suplemen tersebut, bobot pertambahan daging bisa sampai 50 persen dari berat awal. Sementara untuk susu, produksinya tambah 25 persen dari produksi awal.
Dari hasil penelitian itu, Muhtar mengakui telah mendapat keuntungan. ’’Keuntungan saya adalah menjadi pendongkrak syarat akreditasi universitas dan jurusan. Tidak hanya itu, sebagai syarat kenaikan pangkat juga dan secara tidak langsung mendapat royalti jika terdapat seseorang memakai proses tersebut,” tuturnya.
Bapak dua anak ini mengaku bukan hal mudah untuk mendapat sertifikat hak paten. Paling tidak, butuh waktu enam tahun sejak penelitiannya didaftarkan ke Kemenkumham pada 2007 lalu. ’’Sudah enam tahun baru dapat sertifikat paten di tahun 2013 dengan nomor ID P0033269,” ujarnya gembira.
Terpisah, Ketua Lembaga Penelitian Unila Dr.Eng. Admi Syarif menjelaskan, untuk tahun ini, Unila kembali mendaftarkan 14 karya penelitian ke Kemenkumham. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya sudah diperiksa materi substansinya.
Sumber : Tribun Lampung – Kamis, 12 September 2013
Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.