(Unila): Wakil Rektor Bidang PKTIK Prof. Ir. Suharso, S.Si., Ph.D., dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Yulianto, M.S., menghadiri virtual meeting Pembahasan Tindak Lanjut MoU Pemberian Beasiswa bagi Mahasiswa Palestina dan MoU Fasilitasi Perdagangan Produk-produk Palestina.
Acaradiselenggarakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 17 Juni 2021 via Zoom.
Virtual meeting dihadiri Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, Forum Rektor Indonesia, perwakilan Kementerian Perdagangan RI dan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Agenda pertemuan membahas tentang tindak lanjut MoU yang ditandatangani antara
Baznas, Forum Rektor Indonesia, dan Dirjen IDP Kemlu RI ― Asisten Menteri untuk Asia, Afrika, dan Australia, Kemlu Palestina tentang Pemberian Beasiswa kepada Mahasiswa Palestina pada 16 Oktober 2018, dan MoU antara Pemerintah RI ― Pemerintah Palestina tentang Fasilitasi Perdagangan untuk Produk-produk Tertentu yang Berasal dari Wilayah Palestina pada 12 Desember 2017.
Direktur Timur Tengah Kemenlu RI Bagus Hendraning Kobarsyih menyampaikan, pembahasan tindak lanjut MoU beasiswa kepada calon mahasiswa mustahik yang merupakan warga negara Palestina untuk dapat melakukan perkuliahan di perguruan tinggi yang rektornya merupakan anggota Forum Rektor Indonesia, sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara terkait MoU yang membahas fasilitasi perdagangan, kesepahaman kedua pihak yakni membebaskan tarif bea masuk dan sejumlah kewajiban terkait sejumlah produk impor yang berasal dari Palestina.
Tindak lanjut yang dilakukan kemendag RI sejauh ini, membebaskan produk kurma dan minyak zaitun pada Februari 2019. Saat ini Palestina sedang melakukan pengajuan kembali agar produk-produk lainnya bisa bebas bea masuk.
“Kami Ingin menyampaikan bahwa mudah-mudahan dalam kesempatan ini kita bisa mencapai suatu kejelasan atau langkah lanjut dari kedua hal tersebut baik beasiswa maupun dari aspek perdagangan dan juga terkait dengan kerja sama yang lain,” ujar Bagus Hendraning.
Sementara Zuhair Al-Shun menyampaikan beberapa poin terkait MoU pemberian beasiswa bagi pelajar Palestina. Dirinya mengungkapkan, pihak Palestina menginginkan untuk segera menindaklanjuti sekaligus mengimplementasikan MoU agar mahasiswa Palestina bisa mendapat beasiswa dan belajar di Indonesia.
Pada pertemuan virtual itu pula dirinya berharap, seluruh pelajar Palestina yang datang ke Indonesia harus melalui Kedubes Palestina di Jakarta agar datanya dapat tercatat, dikontrol, dan diketahui progresnya selama di Indonesia. Yang terakhir, ia menekankan, beasiswa yang diberikan pelajar Palestina mengkover seluruh kebutuhan dari pelajar Palestina termasuk tuition fees, living cost, dan lainnya. [Humas/Angel]