(Unila): Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila) Prof. Yulianto, M.S., bersama tim kerja, kabag dan kasubbag Kemahasiswaan, forkom UKM, dan para ketua UKM di lingkungan kampus setempat menggelar rapat daring, Rabu (15/7/2020).

Agenda rapat membahas sinkronisasi program kerja UKM Universitas Lampung di tengah pandemi Covid-19. Yulianto dalam sambutannya mengatakan, Covid-19 berdampak pada realisasi program kerja UKM yang kurang optimal sehingga terkadang tidak berjalan sesuai misi yang ingin dicapai.

Untuk itu, tim kerja wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni menawarkan beberapa kegiatan pilihan yang bisa dilakukan UKM. Pilihan program kerja yang dapat dipilih akan disesuaikan dengan masa pandemi dalam masa tenggang 5 hingga 6 bulan ke depan.

“Saya berharap semuanya bisa menjadi pedoman yang jelas. Progja dari masing-masing UKM itu bisa dilakukan maskimal dan optimal, disesuaikan dengan kondisi saat ini,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Negara tersebut.

Pada kesempatan yang sama drh. Madi Hartono, M.P., selaku tim kerja mengungkapkan, pandemi Covid-19 mengakibatkan kegiatan kemahasiswaan menurun karena belum terlaksana maksimal. Contohnya kegiatan yang bersifat lomba berkurang dan jenis kegiatan lain lebih banyak dilakukan secara daring.

Meskipun pelaksanaan kegiatan mahasiswa secara online dapat dilakukan namun, tingkat partisipasinya justru menurun. Imbauan untuk belajar dari rumah membuat beberapa pengurus UKM tidak lagi fokus membahas kegiatan-kegiatan UKM. Mereka teralihkan dengan hal-hal lain, seperti pekerjaan rumah.

Pengoptimalan program kerja UKM Universitas Lampung diharapkan dapat mencapai target poin Simkatmawa. Sistem pemeringkatan kemahasiswaan universitas secara nasional tahun 2020 di mana saat ini Unila berada di peringkat 33. Selain itu, peningkatan kegiatan mahasiswa dapat meningkatkan penyerapan anggaran.

Selama pandemi, kegiatan mahasiswa akan lebih difokuskan pada kegiatan nonlomba. Semisal pengabdian kepada masyarakat yang topiknya disesuaikan dengan UKM masing-masing, maupun kegiatan rekognisi yakni partisipasi mahasiswa sebagai pemakalah pada seminar tingkat nasional maupun internasional.

Tak hanya itu, kegiatan lain juga dapat dilakukan seperti pembinaan mental kebangsaan yang terdiri dari pelatihan kepemimpinan mahasiswa, pendidikan bela negara dan wawasan nusantara, pendidikan norma etika dan soft skill mahasiswa, pendidikan antikorupsi, pendidikan atau gerakan antinarkoba, pendidikan antiradikalisme, antikekerasan seksual dan perundungan, ataupun kampanye kampus sehat atau green campus.

Dosen Fakultas Pertanian Unila itu menjelaskan, pemaksimalan kegiatan pada kategori nonlomba juga merupakan upaya memaksimalkan jumlah kegiatan mahasiswa di kategori tersebut. Selama ini, jumlah kegiatan kategori nonlomba masih sedikit dibandingkan kategori lomba yang selalu banyak setiap tahunnya.

“Ke depan, tagline dari pak WR 3 itu apapun kegiatannya disilakan yang penting prestasi. Prestasi saya garis bawahi tidak berarti teman-teman harus ikut lomba,” ungkap Pembina UKM Penelitian ini.

Pemaparan dilanjutkan dengan sesi diskusi antartim kerja dengan masing-masing UKM terkait penyesuaian program kerja yang akan dilakukan. [Humas/Angel]