
(Unila) : Naskah ujian tertulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) diterima Panitia lokal (panlok) 27, Kamis (12/6) pukul 12.30 WIB. Hal ini disampaikan langsung Ketua Panitia Lokal SBMPTN Unila Muhamad Komarudin, S.T., M.T., ketika ditemui di sela-sela pengamanan naskah dan Lembar Jawaban Ujian (LJU) di Gedung Rektorat Unila.
Komarudin mengatakan, sebanyak 92.840 naskah ujian mulai didistribusikan dari Jakarta pukul 10.00 WIB dan langsung diterima Panlok 27 pukul 12.30 WIB. Naskah terdiri dari tiga varian soal berwarna merah, hijau, dan biru. Dikawal pihak kepolisian dengan menggunakan dua mobil kargo milik PT Pos Indonesia, naskah diamankan dalam 84 kardus besar.
“Sebanyak 60 kardus berisi naskah dan 24 kardus berisi lembar jawaban ujian. Jadi total ada 84 kardus. Di dalam satu dus terdiri dari 100 hingga 106 amplop, ditambah dengan cadangan. Pada intinya kita siap melaksanakan SBMPtN 17 Juni mendatang dengan total peserta 19.212 orang,” ujarnya.
Pengamanan naskah, sambung Komar, dilakukan dengan sangat ketat. Naskah diamankan dalam kardus besar, kemudian dimasukkan lagi ke dalam kotak kayu, baru diplastikkan lagi dan terakhir disimpan dalam sebuah dus. Selain alasan keamanan, cara ini juga guna mengantisipasi gangguan cuaca.
Sekretaris I Panlok SBMPTN Unila, Habibullah Jimad yang mandampingi Komar menambahkan, untuk mengantisipasi apabila terjadi kekurangan soal baik karena hilang maupun rusak, maka panitia sudah membentuk tim pusat pengendalian naskah.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengantisipasi kemungkinan penggunaan joki saat pelaksanaan tes tulis berlangsung. Dia mengatakan, panitia sudah memiliki instrumen khusus guna mendeteksi tindak kecurangan yang kemungkinan terjadi selama ujian berlangsung. Oleh karena itu besok, Jumat (13/6) Panlok 27 akan melakukan pengarahan kepada para pengawas baik yang berasal dari Unila, maupun guru atau karyawan di lokasi-lokasi yang digunakan sebagai tempat tes SBMPTN.
“Jadi meski ini kegiatan rutin tetapi berdasarkan prosedur operasional baku tetap harus dijelaskan terkait tugas pokok dan fungsi pengawas. Untuk pengawas dari Unila dilaksanakan di fakultas-fakultas sedangkan yang dari luar kita adakan di GSG,” jelasnya.
Ditambahkan Habib, materi yang akan diberikan pada saat pengarahan di antaranya bagaimana meningkatkan kewaspadaan, kecermatan, dan kehati-hatian dalam mendeteksi kecurangan saat ujian. Berdasarkan identifikasi dari pelaksanaan tes pada tahun-tahun sebelumnya kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan bisa terjadi. Terlebih dengan semakin canggihnya alat komunikasi dan teknologi saat ini.
Ia juga berpesan, para peserta ujian agar mempersiapkan diri mengingat tingkat persaingan semakin tinggi. Sehingga peningkatan kapasitas kemampuan masing-masing mutlak diperlukan. “Yang kedua adalah faktor nonteknis, yakni menjaga kesehatan juga penting dilakukan,” pungkasnya.[] Inay