(Unila): Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Lampung (Unila) menggelar pembukaan Pra-Pendidikan Dasar Militer (Pradiksar) Angkatan XLIV tahun 2025, pada Sabtu, 6 Desember 2025, di Aula UPT Bahasa Unila.
Kegiatan dibuka resmi oleh Dewan Pembina Menwa Unila, Dr. Bustami Zainuddin dan para komandan dan perwakilan Menwa perguruan tinggi mitra se-Provinsi Lampung dan jajaran pimpinan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan Unila.
Dr. Bustami dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan Pradiksar merupakan bagian penting dalam membentuk karakter, ketangguhan mental, dan sikap kepemimpinan mahasiswa. Ia menegaskan, dunia di luar kampus menuntut kesiapan lebih, baik secara mental, fisik, maupun intelektual.
“Pendidikan ini bukan sekadar latihan fisik. Ini adalah latihan menghadapi kehidupan yang keras dan kompetitif. Disiplin, ketekunan, dan keberanian mengambil kesempatan adalah bagian dari proses menjemput takdir, bukan sekadar menunggu kesempatan datang begitu saja,” ujar Dr. Bustami.
Ia juga menceritakan berbagai pengalaman hidup yang membentuk jalan kariernya mulai dari masa kuliah, proses menempa diri, hingga perjalanan menembus jabatan publik. Menurutnya, kesempatan besar sering kali hanya dimiliki segelintir orang, dan untuk dapat berada di posisi itu seseorang harus mempersiapkan diri sejak dini.
“Dari jutaan penduduk, hanya sedikit yang mendapat amanah besar. Persiapkan diri kalian, karena peluang itu tidak datang dua kali. Kampus adalah tempat terbaik membangun karakter, jaringan, dan mentalitas kepemimpinan,” tambahnya.
Dr. Bustami juga menyoroti pentingnya kemampuan berorganisasi. Ia mengingatkan pengalaman organisasi baik di internal kampus seperti BPM, BEM, maupun organisasi eksternal seperti HMI atau lainnya yang merupakan bagian dari proses pembentukan kapasitas diri yang kelak menentukan kemampuan seseorang dalam memimpin dan mengabdikan diri untuk masyarakat.
Komandan Satuan Tugas Pradiksar XLIV 2025, Hardi Sagita, menegaskan dalam laporannya bahwa seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan berdasarkan filosofi dasar Resimen Mahasiswa, yaitu Widya Castrena Dharma Siddha.
Menurutnya, semboyan ini bukan sekadar slogan, melainkan menjadi landasan utama dalam pembentukan karakter peserta. Filosofi tersebut mencakup tiga pilar penting. Widya yang menekankan ilmu pengetahuan sebagai identitas dasar mahasiswa, Castrena yang membentuk sikap disiplin, ketegasan, serta ketahanan mental dan fisik melalui latihan keprajuritan, serta Dharma Siddha yang menumbuhkan pengabdian sempurna kepada bangsa, universitas, dan lingkungan.
Hardi menjelaskan, Menwa merupakan integrasi antara otak dan watak, sehingga berbeda dari organisasi kemahasiswaan lainnya.
Dalam kegiatan Pradiksar XLIV, peserta akan menjalani pembinaan intensif yang meliputi dasar-dasar keprajuritan, baris-berbaris, pengetahuan bela negara, kedisiplinan, pembinaan fisik, hingga pengenalan etika berinteraksi dengan aparat sipil maupun militer.
“Menwa bukan hanya melatih fisik, tetapi membentuk cara berpikir, meningkatkan keberanian, serta menanamkan nilai etika dan kepemimpinan. Kami ingin peserta siap menghadapi situasi apa pun, baik di dunia kampus maupun di masyarakat,” jelas Hardi.
Pembukaan kegiatan turut dihadiri oleh komandan dan perwakilan Menwa perguruan tinggi mitra di Provinsi Lampung sebagai bentuk dukungan nyata terhadap penguatan jejaring dan sinergi antarsatuan Menwa di wilayah tersebut.
Selain itu, pimpinan UKM Unila juga hadir memberikan dukungan moral terhadap kegiatan yang menjadi salah satu ikon pembinaan karakter mahasiswa di kampus.
Pradiksar XLIV akan berlangsung selama beberapa hari dengan agenda terstruktur dan terukur, mengedepankan standar pelatihan keprajuritan dasar yang tetap memperhatikan keselamatan, pendidikan karakter, serta pengembangan kapasitas individu.
Materi yang diberikan mencakup pembinaan fisik dan ketahanan tubuh, penguatan kedisiplinan dan mental, pelatihan baris-berbaris dan peraturan militer dasar, wawasan kebangsaan dan bela negara, pembiasaan etika dalam berinteraksi dengan unsur TNI, Polri, dan masyarakat, serta pelatihan kepemimpinan dasar dan penanganan situasi lapangan.
Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan mampu menjadi kader Menwa yang disiplin, cerdas, berintegritas, dan siap mengabdikan diri bagi masyarakat serta bangsa. [Rilis]














