Bisa Identifikasi Pelat Nomor Kendaraan Secara Digital
Selama ini, identifikasi pelat nomor kendaraan dilakukan secara manual. Atas dasar itulah, sekelompok mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) menciptakan sistem identifikasi terkomputerisasi melalui metode template matching. Dengan karya ini, mereka menjadi juara satu pada Lomba Teknologi Terapan yang digelar Pemprov Lampung pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-18 pada Selasa (20/8).
PERKEMBANGAN teknologi memberikan kemudahan bagi manusia dalam beraktivitas. Seperti halnya teknologi dalam bidang image processing, yang sampai saat ini terus mengalami perkembangan dengan tujuan membantu manusia dalam bekerja.
Image processing merupakan salah satu jenis teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di bidang pengolahan gambar. Pada sistem parkir mobil atau kendaraan lainnya memerlukan identifikasi yang berfungsi mengenali kendaraan yang akan memasuki area parkir melalui nomor polisi kendaraan tersebut.
Pada sistem parkir yang ada saat ini, masih banyak yang menggunakan cara manual dengan sistem pencatatan nomor polisi oleh petugas. Kelemahan dari sistem ini di antaranya proses pengetikan oleh petugas memerlukan waktu yang lama.
Berdasarkan itulah, sekelompok mahasiswa FMIPA Unila yang terdiri Zaitun, Eko Sariyanto, Sahtoni, Gurum Ahmad Pauzi, dan Warsito mencoba melakukan penelitian.
Ketua tim Zaitun menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi pengolahan citra digital (image processing), diharapkan mampu menciptakan suatu sistem pencatat pelat nomor kendaraan secara otomatis. Sehingga hanya perlu mengambil gambar dari pelat kendaraan dan kemudian membaca pelat nomor kendaraan tersebut secara otomatis.
Dia menuturkan, banyak penelitian tentang pengenalan pelat nomor yang telah dilakukan. Namun pada penelitian itu, data masukan berupa arsip citra yang telah diolah terlebih dahulu menggunakan Photoshop.
Berdasarkan penelitian itu, mereka lantas mencoba membuat sistem pengenalan karakter pada citra pelat nomor kendaraan dengan menangkap (capture) citra pelat nomor secara langsung menggunakan kamera. Serta mengenali pola karakter pada citra tersebut dengan metode template matching sehingga menghasilkan teks.
’’Penelitian ini digunakan dengan bantuan bahasa pemrograman Delphi. Langkah-langkah pengembangan aplikasinya meliputi akuisisi citra pelat kendaraan, pengolahan citra, dan ekstraksi ciri,” ujar wanita berkerudung tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, proses pengolahan citra yang dilakukan adalah melakukan proses cropping untuk mengambil bagian karakter citra yang akan diolah. Kemudian dilakukan proses grayscale, threshold, negasi, dan scalling.
Sedangkan proses ekstraksi ciri merupakan proses pengenalan karakter atau teks pelat kendaraan pada citra hasil scalling. ’’Pada penelitian ini, kami menggunakan tiga sampel pelat nomor kendaraan dengan berdasarkan proses pengambilan gambar pelat terhadap jarak pelat, cahaya ruangan, sudut kemiringan, serta ukuran piksel pada citra hasil threshold,” paparnya.
Dari penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa sistem memiliki persentase tingkat keberhasilan dalam mengekstraksi ciri sebesar 100 persen untuk pengujian terhadap citra pelat dengan jarak 60 cm. Dengan menggunakan level threshold 197 pada level range 0-255, persentase tingkat keberhasilan 75 persen untuk pengujian dengan level threshold 150.
’’Artinya, semakin kecil level threshold, maka akan mengurangi tingkat keberhasilan ekstraksi ciri,” ujarnya.
Lalu, apa prospektif dan manfaat sistem ini? Menurutnya, sistem identifikasi citra pelat motor kendaraan secara digital yang telah dibuat mampu melakukan pembacaan citra objek kendaraan bermotor yang direpresentasikan dalam sebuah teks arial yang tersimpan ke dalam sebuah database.
Proses pembacaan citra pelat kendaraan bermotor dilakukan pada jarak 30-60 cm dari objek dengan sudut kemiringan vertikal 0 -3 derajat dan sudut ortogonal pengambilan sebesar 0-40 derajat.
’’Sistem ini merupakan terobosan terbaru untuk mempermudah kinerja manusia dalam proses pendataan. Misalkan pada area parkir yang akan selalu digunakan di semua tempat. Baik di pusat perbelanjaan, perkantoran pemerintah dan swasta, maupun pada tempat-tempat umum,” ungkapnya.
Sistem ini, kata dia, telah dilengkapi sebuah database yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan oleh instansi penegak hukum untuk memantau keberadaan sebuah kendaraan. Misalnya jika terjadi sebuah kasus ketika melakukan parkir di tempat-tempat yang menerapkan sistem ini.
’’Selain itu, dengan dilengkapi sebuah database, akan mempermudah user untuk melakukan pengecekan banyaknya pengunjung dalam satu layar,” pungkasnya.
Sumber : Radar Lampung – Kamis, 22 Agustus 2013
Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.