(Unila): Mewabahnya pandemi Covid-19 mengakibatkan mahasiswa yang tengah sibuk penelitian maupun mempersiapkan sidang skripsi menjadi sedikit terhambat.

Untuk itu, seluruh pimpinan fakultas di lingkungan Universitas Lampung (Unila) menyiapkan sejumlah mekanisme untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan melaksanakan sidang dalam jaringan (daring) atau secara online selama masa perpanjangan status keadaan darurat virus corona di Indonesia.

Fitri Oktaviani dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), merupakan salah satu mahasiswa yang melaksanakan sidang skripsi secara daring hari ini, Jumat (17/4/2020) mulai pukul 10.00—12.00 WIB.

Fitri menulis skripsi berjudul “Uji Aktivitas Ekstrak Daun Asam Keranji (Dialium indum) sebagai Inhibitor Korosi dalam Larutan NaCl Jenuh CO2 dengan Penambahan Kerosin”.

Sidang dipresentasikan di hadapan dosen pembimbing dan penguji melalui aplikasi telekonferensi Zoom. Dosen pembimbing skripsi yakni Dr. Ilim, M.S., dan Syaiful Bahri, M.Si. Sementara dosen penguji yaitu Prof. Suharso, Ph.D., yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan Tekonologi Informasi Komunikasi.

Menurut Fitri, untuk menyiasati waktu telekonferensi sidang skripsi pada Zoom mulai dari persiapan hingga penutupan disiapkan total waktu sekitar 80 menit. Persiapan sekitar 7 menit, distribusi waktu penguji untuk ketua sekitar 20—28 menit, sekretaris 10—14 menit, dan anggota 20—28 menit, sedangkan sidang dan keputusan 3 menit.

Alhamdulillah sidang online ini berjalan lancar dan aku dinyatakan lulus,” ungkapnya.

Persiapan sidang daring hampir sama dengan sidang offline. Fitri menjelaskan, letak perbedaannya adalah semua serba daring termasuk administrasi. Meski dilakukan secara daring, aktivitas sidang tetap mengutamakan tata tertib. Mahasiswa tetap berpakaian rapi hitam putih dan menggunakan jas almamater saat menjalani sidang.

“Sebenarnya kalau dibandingkan, pastinya lebih nyaman bertatap muka langsung. Sebab jika semua dilakukan via online agak lebih repot. Namun ketegangan saat sidang agak berkurang tempatnya kita yang tentukan,” ungkapnya.

Namun demikian Fitri mengungkapkan, ia jadi punya pengalaman tersendiri karena pernah merasakan sidang secara daring. Kelemahannya adalah aplikasi yang digunakan bergantung sepenuhnya pada koneksi internet. Hal itu bisa memengaruhi kualitas video dan audio sehingga kemungkinan menghambat jalannya sidang.

Ia berpesan kepada mahasiswa yang tengah mempersiapkan seminar maupun sidang skripsi untuk memastikan koneksi internet lancar dan melakukan uji coba sebelum betul-betul melaksanakannya.

Dalam sidang daring itu Prof. Suharso berpesan kepada seluruh mahasiswa yang tengah melakukan penelitian maupun menyusun skripsi untuk menyegerakan sidang di semester ini agar kelulusan tidak tertunda.

“Usahakan sidang menggunakan laptop, jangan menggunakan HP. Pastikan sinyal stabil dan sebaiknya kompre online dilakukan di rumah kalau sinyalnya bagus. Jangan dulu ke kampus,” tambahnya. [Humas/Inay]