IMG_1010
Pembekalan KKN Periode I Tahun 2014, hari ini (20/12), di GSG Unila.

(Unila) : Sebanyak 1.794 mahasiswa Universitas Lampung (Unila) mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode I Tahun 2014. Mereka mengikuti pembekalan KKN hari ini (20/12), di Gedung Serba Guna (GSG) Unila.

Pembekalan ini dihadiri oleh Pembantu Rektor III Unila Prof. Dr. Sunarto DM., M.H., Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Dr. Supomo Kandar, Kepala Bidang KKN Unila Yurni Atmaja, S.E., M.Si., para dekan, dan pembantu dekan III di lingkungan Unila.

Dalam sambutannya Sunarto mengharapkan para mahasiswa mengikuti pembekalan dengan serius namun tetap santai. Pembekalan ini, katanya, bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan modal bagi mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat.

KKN, lanjutnya, berguna untuk menempa pengalaman empiris dan meningkatkan softkills mahasiswa. Desa yang terlihat sejuk dan asri, sebenarnya memiliki berbagai permasalahan pembangunan. Hal ini membutuhkan peranan mahasiswa dalam membantu menyelesaikan permasalahannya.

Kerja nyata, papar Sunarto, adalah aplikasi ilmu sambil belajar kepada masyarakat. KKN memiliki dimensi waktu dan tempat. Pada periode ini, mahasiswa KKN akan menempuhnya selama 40 hari di wilayah-wilayah yang telah ditentukan. Ke depan akan ada perpanjangan waktu hingga 60 hari, seperti KKN pada tahun-tahun sebelumnya.

Sunarto melanjutkan, KKN diperlukan sebagai salah satu cara uji kemampuan mahasiswa dalam pengaplikasikan ilmu di lapangan. Namun, ia pun mengakui bahwa mahasiswa masih belum mumpuni dan mahir, karenanya masih diberikan bimbingan.

Guru besar dari FH Unila ini juga menguraikan, saat ini kepercayaan masyarakat masih baik terhadap mahasiswa dibandingkan kepada lembaga swadaya masyarakat, partai, atau legislatif. Sehingga, harapan besar berada di pundak pemuda dalam pembangunan masyarakat.

IMG_1035-1
Mahasiswa KKN Unila Periode I Tahun 2014.

KKN bukan sekadar melakukan pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan nonfisik. Dengan KKN, diharapkan kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan di masyarakat semakin meningkat. Dengan begitu, mahasiswa memiliki kepekaan hati, mandiri, dan terhidar dari mental-mental korupsi.

Meskipun KKN bertema, kata Sunarto, tetap saja membutuhkan penyelesaian multidisiplin. Ada keterkaitan antara satu ilmu dengan yang lain, sehingga terdapat keterpaduan satu ilmu dengan yang lain.

Sunarto berpesan, para kelompok KKN membuat program kerja yang terpampang di dinding, sehingga mudah diketahui oleh berbagai pihak. Selain itu, penting untuk membuat program kerja sesuai kebutuhan, bukan keinginan masyarakat.

Pendekatan sosial juga perlu dilakukan agar para mahasiswa mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar. Banyak orang pintar di desa dan mahasiswa dapat belajar dari mereka.

Ia berharap mahasiswa KKN menjadi inovator dan motivator, bukan sebagai provokator.[] Hisna C