(Unila): Kelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) periode I tahun 2025 mengadakan sosialisasi kesuburan tanah dan pemanfaatan limbah sekam menjadi biochar di Desa Mulyosari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan, pada Senin, 3 Februari 2025.
Program kerja ini diinisiasi Rara Ajeng Fajar Gumilang, Diah Raya Ganti, Artha Vina Anissa Amalia, Adelia Citra Bella,Yusuf Arifin, Aprilia Pratiwi Simamora, Muhammad Nico Berliansyah, dan Ramadhanti Oktavianny, dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sutarto, SKM., M.Epid.
Tanah di Desa Mulyosari yang sebagian besar berpasir serta memiliki pH rendah menjadikan kondisi lahan pertanian kurang subur baik secara fisik maupun kimiawi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, para mahasiswa menginisiasi program edukasi kepada masyarakat mengenai cara menjaga kesuburan tanah.
Sebagian besar warga desa juga bergerak di sektor pertanian khususnya dalam budidaya padi. Hal ini menghasilkan limbah sekam melimpah. Sayangnya, kurangnya edukasi mengenai pengolahan limbah sekam membuatnya sering kali hanya dibakar tanpa dimanfaatkan lebih lanjut.
Oleh karena itu, mahasiswa mengenalkan biochar sebagai solusi alternatif yang dapat meningkatkan kesuburan tanah serta memberikan manfaat lingkungan.
Biochar adalah bahan pembenah tanah yang diperoleh melalui pirolisis (pembakaran dengan oksigen terbatas) sekam padi. Biochar bermanfaat untuk meningkatkan produksi padi, meningkatkan simpanan karbon di dalam tanah, serta menurunkan tingkat keasaman tanah.
Melalui pembuatan biochar, diharapkan masyarakat desa dapat terbantu dalam menangani masalah kesuburan tanah di daerah tersebut.
Kegiatan sosialisasi dimulai dengan pemaparan materi mengenai faktor-faktor kesuburan tanah, cara menjaga kesuburan tanah, pengenalan biochar, dan manfaat biochar yang disampaikan oleh perwakilan mahasiswa KKN. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan praktik pembuatan biochar oleh mahasiswa dan masyarakat.
Rara Ajeng, salah satu penggagas ide tersebut menyampaikan harapannya dengan adanya program ini dapat membantu para petani dalam mengetahui dan memperbaiki kualitas tanah pertanian mereka sehingga dapat mengoptimalkan hasil pertanian serta mengolah limbah sekam secara mandiri.
“Dengan program ini saya harap para petani dapat mengetahui cara memperbaiki kualitas tanah sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian. Melalui program ini juga, petani dapat memanfaatkan limbah yang selama ini hanya habis terbakar menjadi bermanfaat bagi lahan pertanian mereka,” ujarnya.
Selain meningkatkan pemahaman petani mengenai pentingnya menjaga kesuburan, mahasiswa juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan limbah sekam padi menjadi sesuatu yang bernilai jual dan memberikan keuntungan dari segi ekonomi, produktivitas tanaman serta dalam upaya pelestarian lingkungan.[Magang_Aprial Wahyudi]