(Unila): Enam mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, sosialisasikan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan pembibitan Maggot BSF secara sederhana.

Mereka adalah Wahyu Kurniawan, Adhi Auliya Fikri, Apryan Ridho Pratama, Asri Fajar Sidiq, Habiba Lutfia Nurrahmah, Khoirul Amin, dan Putri Ainurrizka Julyandini.

Wahyu Kurniawan selaku ketua kelompok kegiatan mengatakan, sosialisasi bertujuan untuk membangun dan menumbuhkan kesadaran pengolahan sampah organik atau limbah rumah tangga oleh masyarakat desa setempat.

Menurut Wahyu, sebelumnya sebagian masyarakat Desa Taman Fajar masih mengolah sampah dedaunan dengan cara dibakar. Sedangkan sampah rumah tangga dibakar bersamaan dengan sampah lainnya, atau hanya dijadikan pakan ternak.

Padahal, limbah-limbah tersebut dapat diolah menjadi produk pertanian yang berguna dan bernilai ekonomis bagi masyarakat.

Kondisi inilah yang mendorong Wahyu bersama enam rekannya mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair. “Ada informasi juga mengenai harga pupuk yang melambung dan isu subsidi yang dikhawatirkan dihentikan. Maka kita berupaya membantu warga desa melalui kegiatan ini,” ujar Wahyu.

Sosialisasi pembuatan POC dan pembibitan Maggot BSF melibatkan perangkat Desa Taman Fajar, dosen Nahdatul Ulama dari Lampung Timur, dosen PPL di Desa Taman Fajar, petugas Wildlife Conservation Society (WCS) dari Dinas Kehutanan.

Kegiatan diselenggarakan selama empat hari yakni pada 13 Februari, 3 Maret, 8 Maret, dan ditutup pada 13 Maret 2021. Kegiatan ini diikuti 26 orang terdiri dari anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), petani pria di Desa Taman Fajar, dan para pemuda di Dusun V Desa Taman Fajar usia 15–45 tahun.

Pada hari pertama, sosialisasi dimulai dari persiapan pembuatan dua alat peraga. Alat terdiri dari empat buah ember bekas cat berukuran 20 liter lengkap dengan tutupnya, serta dua buah kran dispenser. Alat ini memiliki fungsi ganda yakni sebagai wadah perkembangbiakan Maggot BSF dan pembuatan pupuk cair.

Hari kedua, kegiatan inti sosialisasi dilaksanakan di kediaman Yani, Ketua Gapoktan Desa Taman Fajar, di Dusun V Desa Taman Fajar. Pada pertemuan ini dilakukan beberapa agenda meliputi penjelasan langkah pembuatan pupuk organik cair, pembuatan media perkembangbiakan Maggot BSF, serta pembagian bibit sayuran kepada masyarakat guna menyediakan ketahanan pangan di rumah.

Sosialisasi berlangsung cukup interaktif, para peserta aktif bertanya seputar manfaat maupun kandungan pupuk organik cair yang akan dibuat. Petugas WCS pun turut memberi pengarahan kepada para peserta.

Hari selanjutnya, peserta mengikuti tahap penumpahan media perkembangbiakan Maggot BSF yang sebelumnya dimasukkan dalam wadah plastik, ke dalam ember atau alat peraga. Dilanjutkan dengan pembagian buku panduan pembuatan POC dan pembibitan Maggot BSF sederhana.

Sosialisasi akhiri dengan monitoring untuk melihat apakah lalat BSF sudah bertelur dan berhasil menetas menjadi larva atau maggot.

Pupuk organik cair yang dihasilkan pada kegiatan ini terdiri dari tiga jenis. Pertama, dihasilkan dari alat peraga khusus yang terdiri dari ember dan memanfaatkan maggot sebagai bahan tambahannya. Sedangkan pupuk kedua dan ketiga menggunakan botol bekas air mineral.

Pupuk organik cair jenis pertama dan kedua sama-sama berbahan dasar air bekas cucian beras dicampur satu jenis sampah organik. Pada perlakuan ini, tetesan air membuat proses penguraian sampah oleh maggot semakin menambah kandungan pupuk lebih baik.

Maggot BSF dapat mereduksi sampah organik dan juga dikenal memiliki nutrisi yang baik, serta mengandung protein dan asam amino lengkap. Kelebihan ini pun menjadikannya sebagai sumber pakan alternatif yang baik bagi sejumlah hewan ternak seperti jenis unggas dan ikan, serta sejumlah binatang peliharaan seperti iguana dan burung berkicau.

Sementara pupuk jenis ketiga berbahan dasar air hujan murni yang hanya dicampur sampah dedaunan hijau. Air hujan dikenal mengandung unsur nitrogen tinggi, sama halnya dengan dedaunan hijau sehingga, campuran dua hal tersebut dapat menjadi pupuk urea.

Wahyu Kurniawan mengharapkan, sosialisasi yang diberikan kepada warga Desa Taman Fajar dapat meningkatkan kesadaran mereka dalam memanfaatkan sumber daya sekitar yang melimpah untuk kegiatan pertanian.

Semoga ilmu pembuatan pupuk organik cair dan pembibitan maggot ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat dari segi ekonomi.

Dengan demikian masyarakat Desa Taman Fajar dapat mandiri menggunakan pupuk hasil buatan sendiri. Para ibu anggota KWT juga mendukung pekerjaan suami mereka yang mayoritas sebagai petani sehingga maju dan berhasil baik.

Keenam mahasiswa KKN ini juga berharap, KWT Desa Taman Fajar menjadi aktif sehingga dapat memberdayakan para ibu rumah tangga menjadi lebih produktif. Bagi para pemudanya, agar dapat memajukan desa dan memakmurkan keluarganya sendiri.

“Untuk pemuda desa, khususnya kami sendiri mahasiswa KKN asal Desa Taman Fajar maupun yang bukan, dapat tergerak hatinya untuk lebih memerhatikan potensi yang ada di sekitar,” kata mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Unila ini. [Humas/Angel]