(Unila): Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat desa, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) mengadakan workshop kewirausahaan sabun cuci piring di Desa Bangun Sari, pada Kamis, 23 Januari 2025.
Program bertujuan untuk membekali warga dengan keterampilan wirausaha yang dapat dikelola secara mandiri serta membuka peluang usaha baru melalui produk sabun cuci piring.
Workshop dilatarbelakangi kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usaha berbasis desa, khususnya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pemilihan sabun cuci piring sebagai produk usaha didasarkan pada proses pembuatannya yang sederhana, bahan baku yang terjangkau, serta potensi pasar yang menjanjikan.
Selain itu, program mengenalkan penggunaan bahan kimia yang aman serta teknik produksi yang efisien, seperti texapon, sodium lauryl aulfate (SLS), garam, pewangi, pewarna, dan air.
Program ini disambut antusias masyarakat Desa Bangun Sari. Dengan pendekatan yang praktis dan langsung diterapkan, warga merasakan manfaat nyata, baik dalam keterampilan pembuatan sabun maupun pemahaman tentang kewirausahaan.
Mereka juga melihat peluang usaha baru yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam workshop ini, mahasiswa KKN dari enam prodi yang berbeda, Syakur (Hukum 2022), Mawar (Kimia 2022), Devina (Akuntansi 2022), Afni (HI 2022), Vina (Ilmu Pemerintahan 2022), Elfia (Hukum 2022), dan Bilal (Pendidikan Dokter 2022) menyampaikan berbagai materi, seperti, teknik pembuatan sabun cuci piring dari bahan yang mudah didapat; cara menentukan harga jual produk; strategi pemasaran dan branding; pencatatan keuangan sederhana; dasar-dasar kewirausahaan seperti riset pasar dan analisis persaingan.
Meskipun menjanjikan, masyarakat tetap menghadapi beberapa tantangan dalam membangun usaha, seperti keterbatasan modal, kurangnya keterampilan manajerial, serta akses pasar yang masih terbatas. Selain itu, ketersediaan bahan baku yang harus didatangkan dari luar desa menjadi kendala tersendiri.
Sebagai solusi, mahasiswa KKN memberikan pelatihan tentang pencatatan keuangan yang baik serta strategi pemasaran, termasuk pemanfaatan pemasaran digital. Mereka juga mendorong kolaborasi dengan BUMDes dan pedagang lokal agar produk lebih mudah dipasarkan.
Setelah mengikuti workshop, masyarakat diharapkan dapat memulai produksi sabun cuci piring dalam skala kecil dan memperluas pasar mereka melalui berbagai strategi pemasaran. Ke depannya, program serupa juga berencana dikembangkan di desa lain dengan menyesuaikan produk berdasarkan potensi dan kebutuhan lokal.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk BUMDes yang berperan dalam permodalan dan distribusi, program ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Mahasiswa KKN pun berharap bahwa inisiatif ini dapat terus berkembang dan menginspirasi desa-desa lain untuk menciptakan usaha mandiri yang berkelanjutan. [Magang_Dwi Afriani]