(Unila): Tingkat persaingan di pasar kerja saat ini telah demikian ketat. Karena itu lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi bukan jaminan. Mahasiswa saat ini juga dituntut memiliki keahlian dan keterampilan.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat (BPHM) Universitas Lampung Harsono Sucipto, S.H., M.H., saat menerima kunjungan puluhan siswa SMAN 1 Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Kamis (19/1/2017) pagi.
Bertempat di ruang sidang lantai IV Gedung Rektorat Unila, Sucipto mengatakan agar mahasiswa memiliki bekal lebih termasuk di Unila maka dituntut untuk aktif di lembaga kemahasiswaan.
“IPK besar sekarang bukan jaminan mudah dapat kerja. Kalau kalian jadi mahasiswa Unila maka harus punya kemampuan. Pertama adalah keterampilan berbahasa inggris. Selain itu harus aktif di lembaga-lembaga kemahasiswaan,” ujar Sucipto.
Ia menambahkan, sudah sejak tahun 2000-an lulusan Unila harus mencapai TOEFL tinggi. Sedang untuk beraktifitas saat ini kampus hijau memiliki 40-an lembaga kemahasiswaan tingkat universitas.
Daya dukung Unila terhadap lembaga kemahasiswaan cukup besar dengan anggaran sebesar Rp2 miliar dari Unila dan Rp1,5 miliar dari pemerintah pusat.
Sementara itu Elia Rohman, S.Pd., selaku guru pendamping dalam kunjungan tersebut berterima kasih atas sambutan dari pihak Unila. Ia menerangkan kunjungan kali ini guna memperoleh informasi lebih banyak tentang Unila.
“Keinginan siswa-siswa kami untuk lanjut ke perguruan tinggi cukup besar terutama di Unila. Sebab, kampus ini lah yang paling mudah dijangkau oleh siswa kami. Karena itu kami butuh informasi sebanyak-banyaknya tentang mekanisme dan kisi-kisi agar dapat berkuliah di Unila.”[inay/humas]