
(Unila) : Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) berniat melakukan kerja sama dengan Universitas Lampung (Unila), khususnya bidang pendidikan kedokteran. Hal itu dikemukakan Sekretaris Eksekutif Manager LPMAK, Emanuel Kemung, saat menggelar pertemuan dengan Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Rabu (5/2) lalu.
LPMAK merupakan lembaga nonprofit yang didirikan pada 18 Oktober 2002 oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), Pemerintah daerah Kabupaten Mimika, Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko).
Pendirian lembaga ini tak lepas dari program PTFI untuk pengembangan masyarakat di Kabupaten Mimika. Khususnya masyarakat tujuh suku yang terdiri atas dua suku pemilik hak wilayah yang menjadi daerah pertambangan PTFI, yaitu suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatannya. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan LPMAK meliputi bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kemitraan.
Emanuel mengatakan, penjajakan kerja sama ini berhubungan dengan dana dari pengelolaan grup PT Freeport Indonesia dan pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang Papua. Menurutnya saat ini sekitar 1.300-an putra putri daerah Papua sudah terdaftar sebagai penerima beasiswa di beberapa perguruan tinggi baik dalam maupun luar Papua. Program terbagi atas bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Salah satu program pendidikan ini adalah mengirim putra-putri kami untuk belajar di perguruan tinggi lain, salah satunya di Universitas Lampung dalam bidang pendidikan kedokteran,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Program LPMAK Yohanes Arwakon menambahkan, komitmen LPMAK untuk melakukan penjajakan kerja sama sudah disampaikan kepada Dekan Fakultas Kedokteran Unila. Draft Memorandum of Understanding (MoU) juga sudah dibuat untuk dikaji lebih lanjut. Secara teknis jika MoU sudah disepakati, maka hak dan kewajiban akan diatur dalam perjanjian kerja sama.
“Bidang kedokteran sendiri menjadi prioritas bagi kami karena masyarakat Papua membutuhkan tenaga dokter, khususnya di daerah pedalaman. Kami berharap dengan kerja sama ini bisa memberikan suatu pencerahan bagi pembangunan di Papua. Terutama dalam menciptakan dokter-dokter berkualitas yang saat ini jumlahnya masih sangat kurang,” kata dia.
Dalam pertemuan yang diadakan di Ruang Sidang Senat Lantai II Gedung Rektorat Unila ini, Rektor menyambut baik kedatangan rombongan LPMAK yang berjumlah delapan orang. Dalam sambutannya, Sugeng menjelaskan, Fakultas Kedokteran Unila merupakan fakultas termuda yang didirikan 2011 lalu dan kini sudah terakreditasi A. Pihaknya akan tetap mengakomodasi asal jumlah calon mahasiswa yang diajukan tidak melebihi kuota dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti).
Unila saat ini tetap melakukan penerimaan mahasiswa baru yang cukup banyak, termasuk dari pedesaan. “Kita akan memproses pengajuan kerja sama ini. Meski secara teknis tetap harus melalui tahapan-tahapan wajib. Tapi akan kami beri keringanan-keringanan agar memudahkan proses penciptaan dokter-dokter berkualitas di sana,” papar Guru Besar Fakultas Pertanian ini.[] Inay