Rektor Unila Sugeng menyampaikan bahwa jenis invasif menjadi salah satu ancaman bagi keanekaragaman hayati (10 desember 2014)

(Unila): Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) menyelenggarakan lokakarya sehari bertajuk Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan Jenis Asing Invasif di Indonesia, Rabu (10/12).

Kegiatan yang dihelat di Hotel Grand Anugerah, Bandarlampung ini merupakan kerja sama antara Tim Foris Indonesia dan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Lokakarya ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang perkembangan terbaru penyebaran invasif atau yang umum dikenal dengan gulma dan berbagai pendekatan untuk pengendaliannya.

Kegiatan yang dihadiri sekitar 50-an orang ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat peserta dalam pengelolaan gulma sehingga dapat memperoleh ide atau inspirasi dalam mengatasi masalah gulma. Diharapkan lokakarya ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran, pengalaman, seputar masalah invasif dan pengendaliannya. Demikian disampaikan Jani Master, S.Si., M.Si., selaku ketua pelaksana.

Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., yang menjadi salah satu narasumber sekaligus membuka langsung lokakarya tersebut menyampaikan materi bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Penanggulangan Jenis Asing Invasif di Indonesia. Dalam paparannya, Sugeng mengatakan, jenis-jenis invasif mampu mengubah proses ekosistem, mengganggu produksi tanaman, menjadi agen Pembawa penyakit pada hewan dan manusia. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan itu maka jenis invasif menjadi salah satu ancaman bagi keanekaragaman hayati dan menimbulkan kerugian cukup besar di sector pertanian.

Ia menjelaskan, perguruan tinggi melalui implementasi tridarma perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penanggulangan gangguan jenis asing invasif di Indonesia. Melalui proses pendidikan misalnya, materi-materi mengenai jenis-jenis asing invasif dapat disisipkan pada pelajaran bahkan menjadi mata kuliah khusus. Di beberapa negara, kata dia, ekologi invasif telah menjadi bidang kajian tersendiri.

Tak hanya itu, hasil-hasil penelitian merupakan landasan yang kuat sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan jenis asing invasif. Maka perlu dilakukan penelitian-penelitian mengenai jenis-jenis yang berpotensi menjadi invasif dan analisis risikonya sehingga dapat dicegah masuk ke Indonesia. Perlu juga dilakukan penelitian mengenai pengendalian jenis asing yang telah menjadi invasif baik secara mekanik, kimiawi, maupun biologi.

Invasif juga menjadi istilah baru bagi masyarakat. Karena itu perlu adanya penyuluhan-penyuluhan untuk memberikan pengetahuan mengenai bahaya jenis asing tersebut. “Sebab beberapa jenis asing invasif dapat bersumber dari kebiasaaan masyarakat seperti soal memelihara satwa-satwa yang diintroduksi dari luar wilayah Indonesia,” papar Guru Besar Jurusan Kehutanan Unila ini.

Selanjutnya materi lokakarya disampaikan oleh perwakilan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. R. Garsetiasih, M.P., dengan materi bertajuk Strategi Nasional Pengelolaan Jenis Asing Invasif di Indonesia-Apakah AICHI Target No ( Dapat Tercapai?

Kemudian materi mengenai Kebijakan Terkait Jenis Asing Invasif dipaparkan oleh Rikha Aryanie Surya, S.Hut., M.P., dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung. Materi selanjutnya dipaparkan oleh Ir. Fajar Budi Susanto dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung mengenai Pengawasan dan Pengendalian Jenis Asing Invasif.[] Inay