(Unila): Berbeda dengan sebelumnya di mana pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) mahasiswa menyusun programnya sendiri, pada KKN 2015 yang dinamakan KKN Tematik Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga), mahasiswa melaksanakan KKN dengan program yang disusun masing-masing kabupaten/kota.

Koordinator Tim KKN Unila Dr. Budi Koestoro, M.Pd. mengatakan, program disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan yang dimiliki setiap kecamatan.“Tim KKN akan merumuskan program bersama perwakilan masing-masing kabupaten/kota sesuai apa yang dibutuhkan,” katanya, kemarin.

Pelaksanaan KKN kali ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak Unila untuk merumuskan kurikulum pendidikan yang aplikatif di masyarakat. Tema-tema KKN yang nantinya ditetapkan untuk masing-masing wilayah akan menjadi tema tetap sehingga dapat dilanjutkan oleh peserta KKN berikutnya. Diharapkan terjadi sinergi antara riset dan pengabdian.

“Pemerintah kabupaten mendapat manfaat dengan kehadiran mahasiswa KKN dan mahasiswa memperoleh ilmu,” ucapnya.

Peserta KKN yang akan diterjunkan pada Minggu ketiga Januari 2015 sebanyak 2200 mahasiswa, dengan jumlah sebaran dialokasikan pada enam kabupaten yaitu Waykanan, Lampung Barat, Mesuji, Tulangbawang Barat, Tanggamus, dan Pesisir Barat. Pembekalan akan mulai dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2014. Selain oleh pihak Unila, pembekalan diberikan oleh pemerintah kabupaten.

Budi memaparkan, kerja sama KKN akan dilakukan dengan Dinas pendidikan di 6 kabupaten se-Lampung Hal ini perlu dilakukan mengingat terjadi peningkatan jumlah peserta KKN sebesar 5 persen dari tahun lalu yang berkisar 1800-an mahasiswa.

Aplikasinya menggunakan pos daya dilakukan dengan mengakomodasi masyarakat dalam sebuah kelompok. Kemudian mengoptimalkan potensi masyarakat tersebut agar tepat guna dan tepat sasaran sehingga proses produksi dapat meningkat serta mencapai nilai tambah yang disesuaikan dalam menyokong perekonomian dasar maupun kesejahteraan tiap orang di desa itu.

“Potensi itu diolah dalam berbagai produk atau jasa tertentu sehingga ada nilai tambah. Sasaran kita tidak hanya potensi pertanian, tapi juga perkebunan, perternakan, kehutanan, hingga pariwisata. Kita akan kembangkan program potensi desa, kelompok masyarakat sadar potensi diri, hingga pengembangan ekonomi kreatif di tiap desa,” ucapnya.[] Inay