Jhon Hendri
Prof. Jhon Hendri

(Unila) : Kerja sama yang dijalin pihak Yayasan Badak Indonesia (Yabi) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur dan Universitas Lampung (Unila) berjalan semakin baik.

“Kita telah melakukan lokakarya soal badak Sumatera yang makin langka dan perlu perhatian. Populasi badak Sumatera kini di bawah angka 100 dan yang ada dipenangkaran alami milik Yabi hanya 5,” ungkap Prof. Jhon Hendri, Sekretaris Senat Unila yang juga menjadi inisiator kerja sama Yabi-Unila soal konservasi badak Sumatera.

Salah satu dosen pangajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam (FMIPA) Unila ini melanjutkan, kerja sama antara kedua pihak ini sangat menguntungkan. Selama ini, pihak Yabi kesulitan dalam melakukan riset soal badak Sumatera, sedangkan pihak Unila memiliki peralatan yang menunjang penelitian tersebut.

“Misalnya, badak Sumatera itu sangat peka terhadap logam. Nah, Unila punya alat untuk mendeteksi kandungan logam dalam makanan, feses, dan darah badak,” terusnya. Alat deteksi logam itu bernama Ion Cople Plasma (ICP). Unila, terus Jhon, juga punya alat-alat lainnya, seperti PCR untuk mendeteksi DNA dan penyakit pada badak Sumatera.

Kerja sama yang sudah dimulai sejak satu tahun lalu ini menurut Jhon Hendri tentu sangat bermanfaat bagi kedua pihak. “Pihak Yabi mengajak dosen Unila untuk meneliti badak Sumatera,” tutur Jhon Hendri lagi. Berbagai pihak juga turut mendukung kerjasama ini, “Apalagi saat lokakarya ada menteri kehutanan dan seluruh stake holder yang sudah mendukung,” pungkasnya.[] Andro