(Unila): Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Karomani pimpin audiensi Forum Rektor dengan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof. Dr. Ma’ruf Amin di Kantor Wakil Presiden, Senin (2/3/2020).

Selain mendukung program dan menjadi mitra strategis pemerintah di daerah, forum “Penguatan Karakter Bangsa” ini bertujuan menguatkan karakter bangsa dan mencegah berkembangnya radikalisme di perguruan tinggi.

Alvara Research merilis hasil survei terhadap 4.200 milenial didapatkan sebanyak 17,8% mahasiswa dan 18,4% pelajar setuju khilafah, serta 39% mahasiswa terpapar radikalisme (BIN, 2018).

Fakta dan gambaran radikalisme di perguruan tinggi di Indonesia telah menjadi ancaman disintegrasi bangsa. Perguruan tinggi menjadi sasaran kaum radikal dalam mengadakan perekrutan dan regenerasi radikalisme.

Oleh karena itu 20 rektor perguruan tinggi pada forum tersebut sepakat mengadakan langkah stragetis dalam pembentengan karakter dan antisipasi penyebaran radikalisme di kampus. Perguruan tinggi sebagai tempat lahirnya para intelektual harus steril dan terbebas dari terpaparnya paham radikalisme.

Prof. Karomani yang menjadi koordinator forum tersebut mengatakan, para rektor berinisiatif mengadakan audiensi sebagai upaya preventif atas munculnya isu paham radikal di berbagai universitas. “Lulusan universitas akan masuk ke setiap institusi negara dan kita harus memastikan steril agar radikalisme tidak bisa masuk ke kampus,” ujarnya.

Salah satu langkah strategis yang akan diambil adalah dengan menandatangani kesepakatan antarrektor untuk bersama-sama melakukan program pengembangan karakter dan penguatan bagi program bela negara dan antisipasi bagi radikalisme. Kegiatan ini nantinya dihadiri pula oleh wakil presiden RI.

MoU meliputi implementasi kampus merdeka-merdeka belajar; membantu afirmasi untuk studi lanjut dosen (kolaborasi); penguatan literasi digital bagi dosen dan mahasiswa; model pendidikan karakter dan kurikulum bela negara; serta pengembangan sistem distance learning (daring).

Menanggapi audiensi ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap paham-paham radikal bisa terbebas dari dunia kampus. Bibit radikalisme yang tumbuh di dunia pendidikan justru lebih berbahaya.

Dengan begitu, sumber daya manusia Indonesia nantinya lebih berkualitas sebagaimana tercantum dalam arahan presiden 2019—2024 untuk menciptakan SDM Unggul. [Humas]