(Unila): Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian Eksakta (PKM-RE) Universitas Lampung (Unila) berhasil menggagas inovasi teknologi konstruksi ramah lingkungan, yakni Cosmixture: formulasi beton tahan gempa berbasis nanopartikel kalsium karbonat (CaCO₃) dari teritip (Balanus sp.) dan biosilika dari diatom (Bacillariophyceae). Inovasi ini dirancang untuk memperkuat struktur bangunan sekaligus mengurangi dampak bencana di daerah rawan gempa.
Cosmixture merupakan hasil riset kolaboratif lintas disiplin yang memadukan ilmu Teknologi Hasil Pertanian (THP) dan Teknik Sipil. Beton ini tidak hanya mengandalkan kekuatan mekanik, tetapi juga mengusung konsep green construction dengan memanfaatkan limbah laut dan perairan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Kombinasi kedua bahan tersebut mampu meningkatkan durabilitas beton, menurunkan permeabilitas, dan meminimalkan retak, sehingga menjadikannya lebih tangguh terhadap beban gempa.
Tim PKM-RE Unila ini diketuai Resti Sabilla (Teknologi Hasil Pertanian, 2022) dengan anggota Annisa Yasmine Aulia (THP, 2022), Affandi Prayoga (THP, 2022), Zaky Adrian (Teknik Sipil, 2023), dan Afrido Rahmanda (Teknik Sipil, 2023). Selama proses penelitian, mereka mendapatkan arahan intensif dari dosen pembimbing yang memastikan setiap tahapan sesuai metodologi ilmiah dan target penelitian.
Ancaman megathrust di selatan Pulau Jawa, yang berpotensi memicu gempa dan tsunami besar, menjadi latar belakang utama lahirnya Cosmixture. Berdasarkan kajian, skenario terburuk dapat menghasilkan gelombang tsunami setinggi 12–20 meter dengan rata-rata maksimum 4,5 meter di pesisir selatan Jawa. “Kami ingin mengembangkan teknologi beton yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga berperan dalam mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan gempa,” ungkap Resti.
Lebih dari sekadar proyek PKM, Cosmixture menjadi bukti bahwa generasi muda mampu menghadirkan solusi berbasis riset untuk menjawab tantangan bangsa. Resti berpesan kepada mahasiswa lain yang ingin terjun ke dunia riset: “Jangan takut memulai, meski dengan pengetahuan dan sumber daya terbatas.
Riset adalah seni mencari jawaban, dan setiap langkah akan membawa kita lebih dekat pada solusi.” Dengan dukungan konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan media, tim ini berharap inovasi mereka dapat diimplementasikan secara luas sebagai standar baru konstruksi tahan gempa di Indonesia.[Magang Alifa S. Nabila]