(Unila) : Universitas Lampung (Unila) dinilai perlu mengembangkan inkubator penelitian agar aplikasinya dapat dinikmati masyarakat. Selama ini penerapan hasil riset berupa teknologi tepat guna di masyarakat maupun kalangan industri masih sangat minim.

“Di Indonesia baru dua kampus yang memiliki inkubator penelitian yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Intitut Pertanian Bogor (IPB),” ujar Guru Besar Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila Sutopo Hadi usai menjadi pemateri pada program orientasi mahasiswa (propti) di Gedung Serba Guna (GSG) Unila, Jumat (30/8) lalu.

Unila, sambungnya, sebenarnya memiliki banyak potensi penelitian yang bisa dikembangkan untuk kepentingan masyarakat, tetapi masih terkendala tahap pengembangan. Pengembangan riset belum diterima masyarakat lantaran kurang promosi.

Ia mencontohkan, ada beberapa teknologi hasil penelitian seperti pembuatan semir dari getah karet, sensor gempa, keramik antipecah, sampai pengolahan air dari saluran air limbah sampah. “Tapi tanpa inkubator, teknologi pencapaiannya kurang maksimal,” kata dia.

Dengan adanya inkubator, teknologi hasil riset dapat masuk tahap pengembangkan sehingga dapat ditawarkan ke pihak industri atau diproduksi sendiri oleh pihak universitas. Peneliti akan mendapat keuntungan dari materi dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Konsep itu sudah dijalankan ITB dan IPB.

“Sekarang yang mulai mengejar UI, UGM, dan Undip,” urainya.

Menurut Dosen FMIPA Unila ini, keterbatasan dana internal masih menjadi kendala utama dalam pengembangan inkubator penelitian. Di sisi lain, orientasi penelitian saat ini masih pada riset dasar belum ke tahap aplikasi.

Ditambahkannya, Unila bisa dikatakan sangat baik dalam hal publikasi ilmiah. Bahkan, dari daftar peringkat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Ditjen Dikti) 2012, penelitian Unila nomor 11 di Indonesia. Prestasi ini menjadi tertinggi penelitian terbaik nomor satu terbaik di luar Pulau Jawa.

Ke depannya, Sutopo berharap peran Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unila lebih ditingkatkan, terutama mewadahi hasil riset peneliti kampus untuk ditawarkan ke industri atau in-house production.

“Sumbangsih ke masyarakat masih minim. Untuk beberapa penelitian butuh kajian lanjut, tetapi karena kurang didukung kampus, mereka berusaha mematenkan dan menjual ke masyarakat,” kata dia.[] Mutiara