(Unila) : Standing Committee on Sexual and Reproductive Health and Rights including HIV and AIDS (SCORA) CIMSA Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) menggelar program inovatif yang bertajuk IMMUNE : Inspiring Minds to Unite Towards HIV/AIDS Eradication. Kegiatan berlangsung di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung pada 6 dan 20 September 2025.
Program ini menjadi salah satu bentuk community development terbaru dari SCORA CIMSA FK Unila di tahun 2025. Fokus utama program ini, iyalah seputar pelatihan dan edukasi HIV/AIDS, serta penghapusan stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Terlaksanakanya IMMUNE, tidak terlepas dari peran Project Officer (PO), Ezza Azkiya yang didampingi oleh Nabeel Muhammad sebagai Vice Project Officer (VPO). Kehadiran pihak Lapas juga menjadi dukungan penting, yang pada kesempatan ini diwakili oleh dr. Dini, mewakili Kepala Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung, Bapak Ade Kusmanto, A.Md.I.P., S.H., M.H.
Program IMMUNE terdapat dua intervensi, intervensi pertama yang berlangsung pada 6 September 2025 menghadirkan dr. Winda Trijayanthi Utama, S.Ked., S.H., M.KK. untuk memberikan pemahaman dasar mengenai HIV/AIDS, termasuk cara penularan, pencegahan, dan upaya mengurangi stigma.
Kemudian, intervensi kedua dilaksanakan pada 20 September 2025 pukul 07:00-11:30, menghadiri pemateri Ns. Titi Astuti, M.Kep., Sp. Mat, bersama dengan PKBI Lampung, dijelaskan seputar VCT (Voluntary Counseling and Testing), pemahaman dasar tentang HIV/AIDS, cara penularan dan pencegahan, hingga dukungan sebaya bisa membantu menekan stigma.
Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga binaan mengenai HIV/AIDS, hal ini dinilai penting, mengingat lapas merupakan salah satu lingkungan dengan risiko tinggi penyebaran HIV/AIDS akibat penggunaan jarum suntik bersama dan keterbatasan akses informasi.
“Melalui IMMUNE, kami ingin menekankan bahwa penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan semangat kebersamaan dari tenaga kesehatan, masyarakat, hingga individu yang terdampak langsung,” ungkap Ezza Azkiya selaku ketua pelaksana.
Dalam penyuluhannya, PKBI Lampung menekankan pentingnya pemahaman dasar HIV/AIDS, metode pencegahan, serta urgensi tes dan konseling (VCT). Dukungan sebaya juga dipandang sebagai kunci untuk menekan stigma dan memberikan motivasi positif bagi ODHA.
Indikator keberhasilan IMMUNE diukur melalui peningkatan hasil pre-test dan post-test peserta, keterlibatan aktif dalam diskusi maupun roleplay, serta munculnya warga binaan yang bersedia menjadi konselor sebaya.
Sebagai tindak lanjut, SCORA CIMSA berkomitmen melakukan monitoring secara berkala, menjalin komunikasi dengan pihak lapas, serta membuka peluang kolaborasi berkelanjutan agar edukasi HIV/AIDS tetap berjalan secara konsisten.
Harapannya, para peserta dapat menjadi agen perubahan kecil yang menyebarkan informasi benar, mendukung satu sama lain, dan berkontribusi dalam menekan penyebaran HIV/AIDS. [Magang_Raissa Mutiara Khansa].