Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa farmasi angkatan 2018 di Universitas Sari Mulia yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap terhadap swamedikasi maag. Validitas dan reliabilitas kuesioner diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian ini.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden, sementara statistik inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap swamedikasi maag.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa farmasi angkatan 2018 memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai swamedikasi maag. Sebagian besar responden mengetahui gejala, penyebab, dan pengobatan maag yang tepat. Selain itu, sikap mahasiswa terhadap swamedikasi maag juga positif, dengan sebagian besar responden mendukung penggunaan obat bebas untuk mengatasi gejala maag ringan.

Namun, terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang memadai tentang swamedikasi maag, yang tercermin dari kesalahan dalam memilih obat yang tepat dan cara penggunaannya. Sikap terhadap swamedikasi juga bervariasi, dengan beberapa responden menunjukkan ketidakpercayaan terhadap efektivitas obat bebas.

Diskusi

Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik tidak selalu sejalan dengan sikap positif terhadap swamedikasi maag. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman pribadi, informasi dari sumber yang tidak terpercaya, dan kurangnya edukasi formal mengenai swamedikasi dalam kurikulum farmasi.

Penting untuk meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang swamedikasi maag di kalangan mahasiswa farmasi. Ini bisa dilakukan melalui seminar, workshop, dan integrasi materi swamedikasi dalam mata kuliah terkait. Dengan pengetahuan yang lebih baik, diharapkan sikap positif terhadap swamedikasi juga akan meningkat.

Implikasi Farmasi

Penelitian ini memiliki implikasi penting bagi pendidikan farmasi dan praktik farmasi di masa depan. Peningkatan pengetahuan dan sikap yang baik terhadap swamedikasi di kalangan mahasiswa farmasi akan berkontribusi pada layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik akan lebih siap dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat bebas yang tepat.

Selain itu, apoteker sebagai tenaga kesehatan yang sering menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat tentang swamedikasi, perlu terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka. Edukasi berkelanjutan dan pelatihan tentang swamedikasi harus menjadi bagian dari pengembangan profesional apoteker.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa farmasi angkatan 2018 terhadap swamedikasi maag di Universitas Sari Mulia. Mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang positif terhadap swamedikasi maag. Namun, masih terdapat beberapa mahasiswa yang memerlukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman.

Penting untuk terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang swamedikasi maag di kalangan mahasiswa farmasi. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat memberikan informasi dan edukasi yang tepat kepada masyarakat mengenai penggunaan obat bebas untuk maag.

Rekomendasi

  1. Universitas Sari Mulia diharapkan dapat menyelenggarakan seminar dan workshop berkala tentang swamedikasi maag untuk mahasiswa farmasi.
  2. Dosen farmasi diharapkan dapat mengintegrasikan materi swamedikasi dalam mata kuliah yang relevan.
  3. Mahasiswa farmasi diharapkan dapat aktif mencari informasi dan mengikuti pelatihan terkait swamedikasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
  4. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap swamedikasi dan mengembangkan strategi edukasi yang lebih efektif.